Dokter Ferihana “ Sosok Figur Keren Masa Kini “ - NgopiiMaste

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Tuesday, 8 August 2017

Dokter Ferihana “ Sosok Figur Keren Masa Kini “

Profil    :
Bismillaah.
Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Alhamdulillaah, washsholaatu wassalaamu ‘ala Rasuulillaah wa ‘alaa aalihi wa ash-haabihi waman tabi’ahum biihsaanin ilaa yaumiddin, amma ba’d.
Saya hanyalah seorang muslimah biasa, tak memiliki banyak ilmu, hanya saja kebetulan berprofesi sebagai dokter umum, maka dengan segala kesederhanaan dan keterbatasan yang ada, saya ingin bisa sedikit berbagi untuk sudariku kaum muslimah. Mudah-mudahan apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat teman-teman semua dan untuk diri saya di dunia ini hingga di akhirat nanti sebagai timbangan amal shalih disisi Allah Jalla Jalaluh, aaamiin.
Nama : Ferihana (Ummu Sulaym)
Dokter lulusan : Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta
Karya Tulis Ilmiah saya : Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca Catechu) Pada Pemberian Secara Oral Dosis Tunggal Pada Mencit Jantan Galur BALB/c,2009
Pengalaman Kerja :
• Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa Yogyakarta (2005 – sekarang)
• Bekam Ruqyah Centre dr.Hana Ummu Sulaym (2005 – sekarang)
• Konsultan Herbal CV An Najiyah (2009 – 2010)
• Klinik 24 Jam Purihusada Balaraja Tangerang (2009 – 2010)
• Klinik Balaraja Tangerang (2009 – 2010)
• Klinik As Salam Tangerang (2009 – 2010)
• Klinik Metromedika Cileungsi Bogor (2010)
• Klinik An Nur Ramayana Cileungsi (2010)
• Klinik Darul Marhamah Al Irsyad Boarding School Bogor (2010)
• BP Wiwit Jogjakarta (2010)
• Klinik Harapan Insani Jogjakarta (2010)
• Stikes Madani (Staf Pengajar) (2011)
• Klinik Sahabat Insani Jogjakarta (2011)
• Praktek Bersama 24 Jam Sukoharjo (2012)
• RSA Astrini Wonogiri (2012 – 2013)
• BP & RB Gassanda Wonogiri (2012 – 2013)
• RST dan Skin Care Sukoharjo (2013)
• RS Gramedika 10 Yogyakarta (2013 – sekarang)
• Larissa Aesthetic Centre (2013 – 2015)
• Konsultan herbal di CV Naturafit Thibbunnabawi (2014 – 2015)
Freelance di :
• HBP Clinic Jl Solo
• Rumah Sehat Dhuafa’ Muji Rahayu Nitikan
• Relawan di Muslimah Medical FKAM Jogjakarta
Owner :
Klinik Kecantikan : Dokter Muslimah Beauty Clinic
Klinik Umum 24 Jam : Klinik Dokter Hana
Toko Herbal Hana Medica
Alamat :
• Facebook : Ferihana Zaujatu Yoebal
• Fanspage : Dokter Muslimah Beauty Clinic
• Fanspage : Toko Herbal Hana Medica
• Fanspage : Belajar Bahasa Arab Gratis Yogyakarta
• Fanspage : Bekam-Ruqyah Centre dr.Hana Ummu Sulaym
• Instagram : @dokterhana
• Email : dr.ferihana@gmail.com
• Twitter : @dokter_Hana
• Telp : 089 6556 36663, 082220047772
– Jadikanlah semua aktivitas duniamu bermanfaat untuk bekal setelah kematianmu –


KLINIK KECANTIKAN. dr Ferihana saat melakukan tindakan terhadap salah satu pasiennya di klinik kecantikannya di Bantul, pada 20 April 2017. Foto oleh Dyah Ayu Pitaloka/Rappler
YOGYAKARTA, Indonesia — Dokter bercadar, begitu ia dikenal oleh sejumlah pasiennya, telah membuka praktek rumah sehat di Desa Sumberan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, sejak 2012.
Sejak 2015, dr Ferihana juga telah mengelola klinik kecantikan di lokasi yang hanya berjarak sekitar 15 menit dari Malioboro, Yogyakarta.
Sebagai seorang Muslim, ia mengatakan, meski berhijab dan mengenakan cadar, bukan berarti perempuan harus berhenti belajar dan bekerja.
“Jika dia [perempuan] meninggalkan pekerjaan itu karena [bekerja dianggap] haram, itu yang saya enggak setuju,” kata dr Ferihana, kepada Rappler.
Ditemui di tempat prakteknya, perempuan berusia 36 tahun itu sering kali mendapat pertanyaan serupa dari teman-temannya. Menurutnya, ada banyak perempuan berhijab atau yang ingin mendalami Islam patah arang lantaran dilarang bekerja.
“Memang ada banyak ulama yang mengatakan perempuan itu haram bekerja. Terus jika perempuan enggak bekerja, nanti siapa yang membantu perempuan melahirkan, dokter laki-laki, apa mau?” tanyanya.
“Bagaimana dengan janda yang diabaikan suaminya, apa mereka [yang melarang bekerja] mau ngasih uang?”
Meski demikian, bagi perempuan yang telah menikah, izin suami tetap penting. Misal, izin yang selalu ia minta kepada suaminya jika hendak bepergian ke luar kota.
“Perempuan harus bisa menundukkan pandangan, menjaga nama suaminya ketika di luar. Kewajiban yang sama yang juga dilekatkan pada laki-laki. Suami saya juga selalu ikut jika saya ke luar kota,” ucapnya.
Dokter lulusan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta tahun 2008 itu juga tak pernah menolak pasien pria. Menurutnya, menolong orang tak bisa dilakukan dengan memilah agama, etnis, kelompok, atau golongan tertentu saja.
Pasiennya pun tak hanya dari umat Muslim, meskipun nama Muslim terpampang di papan nama kliniknya, Rumah Sehat Muslim Dhuafa.
“Saya menekankan pelayanan ramah, bagaimana kita memperlakukan pasien di sini. Pengobatan kita tidak bisa membedakan pasien perempuan atau laki-laki. Kami harus tahu kapankah sama laki-laki itu dilarang atau berbicara seperlunya saya,” ujarnya.
Kini dr Ferihana memiliki dua Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa dan dua klinik kecantikan — salah satunya berada di Jakarta. Karyawannya ada 17, terdiri dari sejumlah terapis, bidan, dan beautician yang semuanya perempuan.
“Beberapa tahun saya bekerja di [klinik kecantikan] Larissa, dan melayani konsumen menggunakan kerudung longgar. Herannya saya malah terpilih menjadi best doctor di sana,” katanya.
Berbekal pengalaman itu, dr Ferihana pun membuka klinik kecantikan sejak 2015


Sempat disebut Dokter abal-abal karena berbeda
Dokter Ferihana mengenakan cadar sejak 2000. Menurutnya, pergaulannya saat itu membawanya ke kelompok yang ekslusif, menutup diri dari pergaulan dengan golongan lain. Namun seiring kemampuannya berbahasa Arab meningkat, banyak buku yang dibaca dan berbagai pertemuan, sikapnya yang menutup diri luntur.
Menurutnya, Islam tak boleh menutup diri dengan kelompok lain yang berbeda keyakinan, agama, kesukuan, atau perbedaan lainnya.
“Contoh kami Nabi Muhammad, beliau punya keponakan Yahudi, beliau juga berteman dengan Nasrani. Seharusnya Muslim harus lebih baik dan ramah pada kelompok lain. Karena Muslim adalah duta Islam, rahmatan lil alamin,” tuturnya.
Sejak 2012, Ferihana mulai berubah dan tak menutup diri serta menerima keberagaman. Cadarnya tetap dikenakan di depan umum, atau lingkungan baru atau di depan pria yang bukan suaminya.


TERIMA SEGALA PASIEN. dr Ferihana mengatakan, pengobatan tidak bisa membedakan pasien antara perempuan dan laki-laki atau bahkan Muslim dan non-Muslim. Foto oleh Dyah Ayu Pitaloka.
Namun gamisnya tak hanya berwarna hitam atau gelap. Ada gamis batik yang dipakai saat memenuhi undangan pernikahan, gamis aneka warna dengan motif bunga-bunga untuk acara yang tak formal atau warna cerah lainnya.
Tak jarang sepatu jenis wedges juga dikenakan untuk mempermanis penampilannya, terutama ketika memenuhi undangan sebagai pembicara di lingkungan akademisi atau berdakwah.
“Ada yang komentar di Facebook saya, wedges itu haram. Itu saya bantah, yang tak boleh adalah jika tinggi banget, membahayakan, menyakiti tubuh, ya, itu haram. Islam melarang menyakiti tubuh,“ tuturnya.
Sikapnya menuai respon berbeda di lingkungannya. Kecaman dan pujian disampaikan langsung dari sikap, perkataan, atau di laman media sosial miliknya.
“Teman-teman saya ada yang menyebut saya menebar kerancuan, syubhat. Mungkin seperti Muslim KW atau abal-abal karena penampilan saya yang bercadar tapi menerima keberagaman. Pasien saya awalnya juga meragukan profesi saya karena saya bercadar,” katanya.
Klinik kecantikan dengan metode rukyah
Pada 2015, istri dari Yoebal tersebut mulai membuka klinik kecantikan di tempat yang sama dengan lokasi Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa miliknya. Klinik tersebut digunakan untuk menghidupi rumah sehatnya yang lebih banyak bekerja secara sosial tanpa menarik biaya pada pasiennya.
Di Rumah Sehat, disediakan semacam kotak amal bagi pasien untuk mengisi sukarela semampu mereka.
“Klinik saya pasiennya beragam, ada yang Cina, Nasrani, banyak juga yang Muslim. Rata-rata mereka pelanggan saya dari klinik kecantikan tempat lama. Jika hari Minggu biasanya mereka mampir ramai-ramai sepulang dari gereja,” katanya.
Tak berbeda dengan klinik kecantikan yang lain, klinik milik dr Ferihana terlihat bersih. Terdapat tempat tidur dengan dekorasi dominan warna hijau muda. Sejumlah peralatan kecantikan ada di sekitar tempat tidur pasien. Berbagai produk herbal sebagian diproduksi sendiri sesuai dengan standar BPOM.
Namun, ketika pasien menjalani terapi, sesi akan berlangsung dengan lantunan ayat suci dari pengeras suara di ruangan itu.
“Itu untuk rukyah mengusir jin. Jika pasien keberatan, bisa dimatikan. Rata-rata pelanggan kami meskipun Cina atau Nasrani tak keberatan dengan itu. Karena jika terdapat jin di tubuh pasien, bagian badannya akan bergerak sendiri jika mendengar ayat itu,” urainya.
Selain pengobatan medis, dr Ferihana juga memberikan pelayanan bekam, rukyah, dan metode pengobatan herbal, akupuntur, menggunakan metode Cina dan Arab. Pasiennya tak hanya berasal dari Yogyakarta dan sekitarnya, tetapi juga berasal dari luar kota hingga luar Jawa dengan keluhan beragam salah satunya tentang perselingkuhan.
Berikutnya, dia ingin membuat rumah singgah untuk para janda yang tak beruntung. Menurutnya ada banyak janda yang mendapat perlakukan buruk dari mantan suaminya. Ada yang mengalami kekerasan rumah tangga hingga dijual oleh suaminya sebagai pelacur.
Dia ingin membuat wisma untuk menampung para janda di lingkungan kliniknya — memberdayakan janda dengan membekali pengetahuan tentang pengobatan herbal.
“Rencana ini masih dalam tahap persiapan, karena tempatnya juga sedang dibangun. Saat ini ada dua janda yang saya pekerjakan sebagai karyawan. Harapannya para janda bisa mendapatkan pemasukan tambahan bagi keluarganya serta pengetahuan agama. Karena banyak janda yang jadi tulang punggung keluarga,” katanya.




Sumber informasi    :    www. Rappler.com   &   www.dokterferihana.com
 

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here