Profil :
Bismillaah.
Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Alhamdulillaah, washsholaatu wassalaamu ‘ala Rasuulillaah wa ‘alaa aalihi wa
ash-haabihi waman tabi’ahum biihsaanin ilaa yaumiddin, amma ba’d.
Saya hanyalah seorang muslimah biasa, tak memiliki banyak ilmu, hanya saja
kebetulan berprofesi sebagai dokter umum, maka dengan segala kesederhanaan dan
keterbatasan yang ada, saya ingin bisa sedikit berbagi untuk sudariku kaum
muslimah. Mudah-mudahan apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat teman-teman
semua dan untuk diri saya di dunia ini hingga di akhirat nanti sebagai
timbangan amal shalih disisi Allah Jalla Jalaluh, aaamiin.
Nama : Ferihana (Ummu Sulaym)
Dokter lulusan : Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta
Karya Tulis Ilmiah saya : Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca
Catechu) Pada Pemberian Secara Oral Dosis Tunggal Pada Mencit Jantan Galur
BALB/c,2009
Pengalaman Kerja :
• Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa Yogyakarta (2005 – sekarang)
• Bekam Ruqyah Centre dr.Hana Ummu Sulaym (2005 – sekarang)
• Konsultan Herbal CV An Najiyah (2009 – 2010)
• Klinik 24 Jam Purihusada Balaraja Tangerang (2009 – 2010)
• Klinik Balaraja Tangerang (2009 – 2010)
• Klinik As Salam Tangerang (2009 – 2010)
• Klinik Metromedika Cileungsi Bogor (2010)
• Klinik An Nur Ramayana Cileungsi (2010)
• Klinik Darul Marhamah Al Irsyad Boarding School Bogor (2010)
• BP Wiwit Jogjakarta (2010)
• Klinik Harapan Insani Jogjakarta (2010)
• Stikes Madani (Staf Pengajar) (2011)
• Klinik Sahabat Insani Jogjakarta (2011)
• Praktek Bersama 24 Jam Sukoharjo (2012)
• RSA Astrini Wonogiri (2012 – 2013)
• BP & RB Gassanda Wonogiri (2012 – 2013)
• RST dan Skin Care Sukoharjo (2013)
• RS Gramedika 10 Yogyakarta (2013 – sekarang)
• Larissa Aesthetic Centre (2013 – 2015)
• Konsultan herbal di CV Naturafit Thibbunnabawi (2014 – 2015)
Freelance di :
• HBP Clinic Jl Solo
• Rumah Sehat Dhuafa’ Muji Rahayu Nitikan
• Relawan di Muslimah Medical FKAM Jogjakarta
Owner :
Klinik Kecantikan : Dokter Muslimah Beauty Clinic
Klinik Umum 24 Jam : Klinik Dokter Hana
Toko Herbal Hana Medica
Alamat :
• Facebook : Ferihana Zaujatu Yoebal
• Fanspage : Dokter Muslimah Beauty Clinic
• Fanspage : Toko Herbal Hana Medica
• Fanspage : Belajar Bahasa Arab Gratis Yogyakarta
• Fanspage : Bekam-Ruqyah Centre dr.Hana Ummu Sulaym
• Instagram : @dokterhana
• Email : dr.ferihana@gmail.com
• Twitter : @dokter_Hana
• Telp : 089 6556 36663, 082220047772
– Jadikanlah semua aktivitas duniamu bermanfaat untuk bekal setelah
kematianmu –
KLINIK KECANTIKAN. dr Ferihana saat melakukan tindakan
terhadap salah satu pasiennya di klinik kecantikannya di Bantul, pada 20 April
2017. Foto oleh Dyah Ayu Pitaloka/Rappler
YOGYAKARTA, Indonesia — Dokter bercadar, begitu ia dikenal oleh
sejumlah pasiennya, telah membuka praktek rumah sehat di Desa Sumberan,
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, sejak 2012.
Sejak 2015, dr Ferihana juga telah mengelola klinik kecantikan di
lokasi yang hanya berjarak sekitar 15 menit dari Malioboro, Yogyakarta.
Sebagai seorang Muslim, ia mengatakan, meski berhijab dan
mengenakan cadar, bukan berarti perempuan harus berhenti belajar dan bekerja.
“Jika dia [perempuan] meninggalkan pekerjaan itu karena [bekerja
dianggap] haram, itu yang saya enggak setuju,” kata dr Ferihana, kepada
Rappler.
Ditemui di tempat prakteknya, perempuan berusia 36 tahun itu sering
kali mendapat pertanyaan serupa dari teman-temannya. Menurutnya, ada banyak
perempuan berhijab atau yang ingin mendalami Islam patah arang lantaran
dilarang bekerja.
“Memang ada banyak ulama yang mengatakan perempuan itu haram
bekerja. Terus jika perempuan enggak bekerja, nanti siapa yang membantu
perempuan melahirkan, dokter laki-laki, apa mau?” tanyanya.
“Bagaimana dengan janda yang diabaikan suaminya, apa mereka [yang
melarang bekerja] mau ngasih uang?”
Meski demikian, bagi perempuan yang telah menikah, izin suami tetap penting. Misal, izin yang selalu ia minta kepada suaminya jika hendak bepergian ke luar kota.
Meski demikian, bagi perempuan yang telah menikah, izin suami tetap penting. Misal, izin yang selalu ia minta kepada suaminya jika hendak bepergian ke luar kota.
“Perempuan harus bisa menundukkan pandangan, menjaga nama suaminya
ketika di luar. Kewajiban yang sama yang juga dilekatkan pada laki-laki. Suami
saya juga selalu ikut jika saya ke luar kota,” ucapnya.
Dokter lulusan Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta tahun 2008 itu juga tak pernah menolak pasien pria. Menurutnya,
menolong orang tak bisa dilakukan dengan memilah agama, etnis, kelompok, atau
golongan tertentu saja.
Pasiennya pun tak hanya dari umat
Muslim, meskipun nama Muslim terpampang di papan nama kliniknya, Rumah Sehat
Muslim Dhuafa.
“Saya menekankan pelayanan ramah,
bagaimana kita memperlakukan pasien di sini. Pengobatan kita tidak bisa
membedakan pasien perempuan atau laki-laki. Kami harus tahu kapankah sama
laki-laki itu dilarang atau berbicara seperlunya saya,” ujarnya.
Kini dr Ferihana memiliki dua Rumah
Sehat Muslim dan Dhuafa dan dua klinik kecantikan — salah satunya berada di
Jakarta. Karyawannya ada 17, terdiri dari sejumlah terapis, bidan, dan beautician
yang semuanya perempuan.
“Beberapa tahun saya bekerja di
[klinik kecantikan] Larissa, dan melayani konsumen menggunakan kerudung
longgar. Herannya saya malah terpilih menjadi best doctor di sana,”
katanya.
Berbekal pengalaman itu, dr Ferihana pun membuka
klinik kecantikan sejak 2015
Sempat disebut Dokter abal-abal
karena berbeda
Dokter Ferihana mengenakan cadar
sejak 2000. Menurutnya, pergaulannya saat itu membawanya ke kelompok yang
ekslusif, menutup diri dari pergaulan dengan golongan lain. Namun seiring
kemampuannya berbahasa Arab meningkat, banyak buku yang dibaca dan berbagai
pertemuan, sikapnya yang menutup diri luntur.
Menurutnya, Islam tak boleh menutup
diri dengan kelompok lain yang berbeda keyakinan, agama, kesukuan, atau
perbedaan lainnya.
“Contoh kami Nabi Muhammad, beliau
punya keponakan Yahudi, beliau juga berteman dengan Nasrani. Seharusnya Muslim
harus lebih baik dan ramah pada kelompok lain. Karena Muslim adalah duta Islam,
rahmatan lil alamin,” tuturnya.
Sejak 2012, Ferihana mulai berubah
dan tak menutup diri serta menerima keberagaman. Cadarnya tetap dikenakan di
depan umum, atau lingkungan baru atau di depan pria yang bukan suaminya.
TERIMA SEGALA PASIEN. dr Ferihana mengatakan, pengobatan
tidak bisa membedakan pasien antara perempuan dan laki-laki atau bahkan Muslim
dan non-Muslim. Foto oleh Dyah Ayu Pitaloka.
Namun gamisnya tak hanya berwarna hitam atau gelap. Ada gamis batik
yang dipakai saat memenuhi undangan pernikahan, gamis aneka warna dengan motif
bunga-bunga untuk acara yang tak formal atau warna cerah lainnya.
Tak jarang sepatu jenis wedges juga dikenakan untuk
mempermanis penampilannya, terutama ketika memenuhi undangan sebagai pembicara
di lingkungan akademisi atau berdakwah.
“Ada yang komentar di Facebook saya, wedges itu haram. Itu
saya bantah, yang tak boleh adalah jika tinggi banget, membahayakan, menyakiti
tubuh, ya, itu haram. Islam melarang menyakiti tubuh,“ tuturnya.
Sikapnya menuai respon berbeda di lingkungannya. Kecaman dan pujian
disampaikan langsung dari sikap, perkataan, atau di laman media sosial
miliknya.
“Teman-teman saya ada yang menyebut saya menebar kerancuan, syubhat.
Mungkin seperti Muslim KW atau abal-abal karena penampilan saya yang bercadar
tapi menerima keberagaman. Pasien saya awalnya juga meragukan profesi saya
karena saya bercadar,” katanya.
Klinik kecantikan dengan metode rukyah
Pada 2015, istri dari Yoebal tersebut mulai membuka klinik
kecantikan di tempat yang sama dengan lokasi Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa
miliknya. Klinik tersebut digunakan untuk menghidupi rumah sehatnya yang lebih
banyak bekerja secara sosial tanpa menarik biaya pada pasiennya.
Di Rumah Sehat, disediakan semacam kotak amal bagi pasien untuk mengisi
sukarela semampu mereka.
“Klinik saya pasiennya beragam, ada yang Cina, Nasrani, banyak juga
yang Muslim. Rata-rata mereka pelanggan saya dari klinik kecantikan tempat
lama. Jika hari Minggu biasanya mereka mampir ramai-ramai sepulang dari
gereja,” katanya.
Tak berbeda dengan klinik kecantikan yang lain, klinik milik dr
Ferihana terlihat bersih. Terdapat tempat tidur dengan dekorasi dominan warna
hijau muda. Sejumlah peralatan kecantikan ada di sekitar tempat tidur pasien.
Berbagai produk herbal sebagian diproduksi sendiri sesuai dengan standar BPOM.
Namun, ketika pasien menjalani terapi, sesi akan berlangsung dengan
lantunan ayat suci dari pengeras suara di ruangan itu.
“Itu untuk rukyah mengusir jin. Jika pasien keberatan, bisa
dimatikan. Rata-rata pelanggan kami meskipun Cina atau Nasrani tak keberatan
dengan itu. Karena jika terdapat jin di tubuh pasien, bagian badannya akan
bergerak sendiri jika mendengar ayat itu,” urainya.
Selain pengobatan medis, dr Ferihana juga memberikan pelayanan
bekam, rukyah, dan metode pengobatan herbal, akupuntur, menggunakan metode Cina
dan Arab. Pasiennya tak hanya berasal dari Yogyakarta dan sekitarnya, tetapi
juga berasal dari luar kota hingga luar Jawa dengan keluhan beragam salah
satunya tentang perselingkuhan.
Berikutnya, dia ingin membuat rumah singgah untuk para janda yang
tak beruntung. Menurutnya ada banyak janda yang mendapat perlakukan buruk dari
mantan suaminya. Ada yang mengalami kekerasan rumah tangga hingga dijual oleh
suaminya sebagai pelacur.
Dia ingin membuat wisma untuk menampung para janda di lingkungan
kliniknya — memberdayakan janda dengan membekali pengetahuan tentang pengobatan
herbal.
“Rencana ini masih dalam tahap persiapan, karena tempatnya juga
sedang dibangun. Saat ini ada dua janda yang saya pekerjakan sebagai karyawan.
Harapannya para janda bisa mendapatkan pemasukan tambahan bagi keluarganya
serta pengetahuan agama. Karena banyak janda yang jadi tulang punggung
keluarga,” katanya.
Sumber informasi
: www. Rappler.com & www.dokterferihana.com
No comments:
Post a Comment