Seni Visual istimewa Dari Sosok Figur Yang inspiratif / S.W
Jikalau Bukan Tuhan Yang Membangun Rumah, Sia-Sialah Usaha Orang
Yang Membangunnya.
Kalimat Itulah Yang Tertulis
Pada Spanduk Di Bengkel Cahaya Motor Milik Seorang Tuna Netra, Topo
Prasetyo Nugroho (32) Yang Bertempat Di Jalan WR Supratman 143, Kelurahan
Gisikdrono Kecamatan Semarang Barat, Sabtu (15/7/2017).
Ya, Topo, Sapaan Akrabnya, Tidak Dapat Melihat, Sehingga Kalau
Berjalan Harus Meraba-Raba.
Saat Bangkit Dari Duduknya, Ia
Berjalan Menuju Motor Yang Akan Diperbaikinya Tanpa Dituntun Orang Lain.
Naluri Dan Insting Yang Kuat
Membuatnya Dapat Membedakan Motor Milik Pelanggannya Dan Tidak Keliru.
Kekurangan Fisik Tidak
Mempengaruhi Kinerjanya Untuk Memperbaiki Motor Milik Pelanggannya.
Tanpa Bantuan Orang Lain Topo Terlihat
Cekatan Membongkar Roda Menggunakan Kunci Roda Meskipun Tanpa Melihat Dan
Dibantu Orang Lain.
Dalam Hitungan Menit Roda
Kendaraan Milik Kliennya Pun Dapat Dilepas.
Saat Dikunjungi Awak Media Di
Bengkelnya, Topo Mengatakan Akan Membongkar Mesin Sepeda Motor Sport Milik
Kliennya.
Sikap Yang Jujur Membuatnya Tidak Berani Sembarangan Dalam
Mengambil Keputusan Membongkar Motor Tanpa Seizin Dari Pemiliknya.
"Saat Ini Saya Akan
Membongkar Motor Honda Mega Pro Milik Pelanggan . Tapi Saya Masih Menunggu
Pemiliknya. Saya Tidak Berani Membongkar Tanpa Ada Instruksi Pemiliknya,"
Ujar Warga Sri Rejeki Timur V RT 03 RW 06, Kelurahan Gisikdrono Kecamatan
Semarang Barat.
Topo Menuturkan Menderita Tuna
Netra Sejak Lahir. Di Masa Remajanya Ia Sempat Frustasi Dalam Menjalani
Hidup.
Namun Dorongan Semangatnya Terlihat Sejak Kecil. Pendidikan Pun
Inginnya Di Sekolah Umum Seperti Anak Pada Umumnya.
"Mosok Aku Mau Seperti Ini
Saja. Aku Dulu SD Emang SLB. SMP Sempat Di SLB Di Yogyakarta. Tapi Saya Sempat
Pulang Ke Semarang Karena Tidak Mau Sekolah Di SLB Karena Bukan Tidak Bergabung
Dengan Teman-Teman Difabel Tapi Saya Ingin Memiliki Wawasan Yang Luas. Dulu Saya
Sempat Ditolak Di Sekolah Umum. Karena Ditolak Saya Melaporkan Ke Dinas Pendidikan
Kota Semarang Akhirnya Saya Sekolah Di SMP Masehi 3 Dan Melanjutkan Di SMA Tugu
Suharto," Terang Ayah Dari Gavriel Osaze Faith Nugroho (3).
Topo Anak Nomor Lima Dari Tujuh
Bersaudara Memiliki Keahlian Yang Lebih Baik Dibandingkan Awal Merintis Menjadi
Teknisi Motor.
Keinginannya Menjadi Teknisi
Motor Berawal Ketika Ia Ingin Mengendarai Sepeda Motor Seperti
Teman-Temannya Yang Normal.
"Karena Tidak Bisa Naik
Motor Yang Penting Saya Bisa Memperbaiki Motor Yang Digunakan Teman-Teman. Saya
Senang Otak-Atik Motor Sejak Di SMP. Waktu Itu Teman Saya Punya Bengkel Aku
Nyuri Ilmu Dari Teman. Saya Pura-Pura Service Motor Tapi Saya Bukain Sendiri
Dan Meminta Panduan. Saya Hafalkan Suku Cadang Motor Dengan Meraba Dari Situlah
Awal Belajar Memperbaiki Motor,"Ujarnya.
Motor Pertama Yang Digunakan
Eksperimennya Adalah Sepeda Motor Honda Astrea Grand Miliknya.
Semenjak SMA Banyak
Teman-Temannya Yang Memintanya Untuk Memperbaiki Kendararaannya.
Bahkan Setelah Lulus SMA 2004 Ia Telah Mendapat Banyak Order
Temannya Untuk Memperbaiki Dan Membantu Jual-Beli Sepeda Motor
"Waktu Itu Saya Diminta
Mengecek Keaslian Suku Cadang Sepeda Motor Yang Akan Dijual Dan
Dibeli. Kalau Motor Trouble Saya Diminta Memperbaiki Motor. Saya Pernah Motor
Teman Terbakar Gara-Gara Mau Ngecek Pengapian Yang Mati. Saat Dicek Pengapian
Saya Keliru Menaruh Kabel Koil Di Tangki Motor. Api Semakin Besar Dan Akhirnya
Saya Guyur. Tapi Saya Tidak Kapok Memperbaiki Motor ," Ucapnya.
Topo Pertama Membuka Bengkel
Sejak Tahun 2007.
Sebelum Membuka Bengkel, Ia Sempat Akan Melanjutkan Kuliah Seni
Musik Di Unnes. Namun Dia Gagal Dalam Menjalani Tes. Dirinya Sempat Disarankan
Untuk Kuliah Komputer.
"Saya Tidak Mau. Lalu Saya
Dimodali Bapak. Saya Dibantu Uang Rp 100 Juta Untuk Mendirikan Bengkel. Dari
Awal Saya Sudah Disini,"Ujarnya.
Diawal Membuka Bengkel Banyak
Pelanggan Yang Kurang Percaya Dengan Kemampuannya.
Hingga Saat Ini Masih Banyak
Pelanggan Yang Datang Berbalik Arah Karena Melihat Kondisi Fisiknya.
Namun Ada Juga Pelanggan Yang
Menolak Jika Motor Tersebut Tidak Digarapnya.
"Saat Ini Saya Juga
Melayani Service Motor-Motor Injeksi. Meracik Mesin Balap Juga. Tapi Arahnya
Tidak Ke Situ Lebih Ke Umum Saja," Katanya.
Ia Mengatakan Dalam Sehari Pelanggan
Yang Datang Ke Bengkel Sebanyak Empat Hingga Lima Pelanggan.
Saat Ini Dirinya Memiliki
Hampir Seratus Pelanggan Tetap Yang Memperbaiki Sepeda Motor Ditempatnnya.
Selain Itu Dia Juga Memiliki Satu Orang Pekerja Yang Siap Membantunya.
"Kemarin Lebaran Saya
Dapat Order Banyak. Dalam Sehari Saya Dapat Memperbaiki 28 Motor Dan Saya Kebut
Dalam Waktu Sehari," Tuturnya.
Sumber Informasi : www.tribunjateng.com
No comments:
Post a Comment