Topo Prastyo Nugroho Sosok Figur inspiratif Masakini - NgopiiMaste

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Wednesday, 27 September 2017

Topo Prastyo Nugroho Sosok Figur inspiratif Masakini


Seni Visual istimewa Dari Sosok Figur Yang inspiratif / S.W

Jikalau Bukan Tuhan Yang Membangun Rumah, Sia-Sialah Usaha Orang Yang Membangunnya.
Kalimat Itulah Yang Tertulis Pada Spanduk Di Bengkel Cahaya Motor Milik Seorang Tuna Netra, Topo Prasetyo Nugroho (32) Yang Bertempat Di Jalan WR Supratman 143, Kelurahan Gisikdrono Kecamatan Semarang Barat, Sabtu (15/7/2017).

Ya, Topo, Sapaan Akrabnya, Tidak Dapat Melihat, Sehingga Kalau Berjalan Harus Meraba-Raba.
Saat Bangkit Dari Duduknya, Ia Berjalan Menuju Motor Yang Akan Diperbaikinya Tanpa Dituntun Orang Lain.
Naluri Dan Insting Yang Kuat Membuatnya Dapat Membedakan Motor Milik Pelanggannya Dan Tidak Keliru.
Kekurangan Fisik Tidak Mempengaruhi Kinerjanya Untuk Memperbaiki Motor Milik Pelanggannya.
Tanpa Bantuan Orang Lain Topo Terlihat Cekatan Membongkar Roda Menggunakan Kunci Roda Meskipun Tanpa Melihat Dan Dibantu Orang Lain.
Dalam Hitungan Menit Roda Kendaraan Milik Kliennya Pun Dapat Dilepas.
Saat Dikunjungi Awak Media Di Bengkelnya, Topo Mengatakan Akan Membongkar Mesin Sepeda Motor Sport Milik Kliennya.

Sikap Yang Jujur Membuatnya Tidak Berani Sembarangan Dalam Mengambil Keputusan Membongkar Motor Tanpa Seizin Dari Pemiliknya.
"Saat Ini Saya Akan Membongkar Motor Honda Mega Pro Milik Pelanggan . Tapi Saya Masih Menunggu Pemiliknya. Saya Tidak Berani Membongkar Tanpa Ada Instruksi Pemiliknya," Ujar Warga Sri Rejeki Timur V RT 03 RW 06, Kelurahan Gisikdrono Kecamatan Semarang Barat.
Topo Menuturkan Menderita Tuna Netra Sejak Lahir. Di Masa Remajanya Ia Sempat Frustasi Dalam Menjalani Hidup.

Namun Dorongan Semangatnya Terlihat Sejak Kecil. Pendidikan Pun Inginnya Di Sekolah Umum Seperti Anak Pada Umumnya.
"Mosok Aku Mau Seperti Ini Saja. Aku Dulu SD Emang SLB. SMP Sempat Di SLB Di Yogyakarta. Tapi Saya Sempat Pulang Ke Semarang Karena Tidak Mau Sekolah Di SLB Karena Bukan Tidak Bergabung Dengan Teman-Teman Difabel Tapi Saya Ingin Memiliki Wawasan Yang Luas. Dulu Saya Sempat Ditolak Di Sekolah Umum. Karena Ditolak Saya Melaporkan Ke Dinas Pendidikan Kota Semarang Akhirnya Saya Sekolah Di SMP Masehi 3 Dan Melanjutkan Di SMA Tugu Suharto," Terang Ayah Dari Gavriel Osaze Faith Nugroho (3).



Topo Anak Nomor Lima Dari Tujuh Bersaudara Memiliki Keahlian Yang Lebih Baik Dibandingkan Awal Merintis Menjadi Teknisi Motor.
Keinginannya Menjadi Teknisi Motor Berawal Ketika Ia Ingin Mengendarai Sepeda Motor Seperti Teman-Temannya Yang Normal.

"Karena Tidak Bisa Naik Motor Yang Penting Saya Bisa Memperbaiki Motor Yang Digunakan Teman-Teman. Saya Senang Otak-Atik Motor Sejak Di SMP. Waktu Itu Teman Saya Punya Bengkel Aku Nyuri Ilmu Dari Teman. Saya Pura-Pura Service Motor Tapi Saya Bukain Sendiri Dan Meminta Panduan. Saya Hafalkan Suku Cadang Motor Dengan Meraba Dari Situlah Awal Belajar Memperbaiki Motor,"Ujarnya.
Motor Pertama Yang Digunakan Eksperimennya Adalah Sepeda Motor Honda Astrea Grand Miliknya.
Semenjak SMA Banyak Teman-Temannya Yang Memintanya Untuk Memperbaiki Kendararaannya.


Bahkan Setelah Lulus SMA 2004 Ia Telah Mendapat Banyak Order Temannya Untuk Memperbaiki Dan Membantu Jual-Beli Sepeda Motor
"Waktu Itu Saya Diminta Mengecek Keaslian Suku Cadang Sepeda Motor Yang Akan Dijual Dan Dibeli. Kalau Motor Trouble Saya Diminta Memperbaiki Motor. Saya Pernah Motor Teman Terbakar Gara-Gara Mau Ngecek Pengapian Yang Mati. Saat Dicek Pengapian Saya Keliru Menaruh Kabel Koil Di Tangki Motor. Api Semakin Besar Dan Akhirnya Saya Guyur. Tapi Saya Tidak Kapok Memperbaiki Motor ," Ucapnya.
Topo Pertama Membuka Bengkel Sejak Tahun 2007.

Sebelum Membuka Bengkel, Ia Sempat Akan Melanjutkan Kuliah Seni Musik Di Unnes. Namun Dia Gagal Dalam Menjalani Tes. Dirinya Sempat Disarankan Untuk Kuliah Komputer.
"Saya Tidak Mau. Lalu Saya Dimodali Bapak. Saya Dibantu Uang Rp 100 Juta Untuk Mendirikan Bengkel. Dari Awal Saya Sudah Disini,"Ujarnya.
Diawal Membuka Bengkel Banyak Pelanggan Yang Kurang Percaya Dengan Kemampuannya.
Hingga Saat Ini Masih Banyak Pelanggan Yang Datang Berbalik Arah Karena Melihat Kondisi Fisiknya.

Namun Ada Juga Pelanggan Yang Menolak Jika Motor Tersebut Tidak Digarapnya.
"Saat Ini Saya Juga Melayani Service Motor-Motor Injeksi. Meracik Mesin Balap Juga. Tapi Arahnya Tidak Ke Situ Lebih Ke Umum Saja," Katanya.
Ia Mengatakan Dalam Sehari Pelanggan Yang Datang Ke Bengkel Sebanyak Empat Hingga Lima Pelanggan.
Saat Ini Dirinya Memiliki Hampir Seratus Pelanggan Tetap Yang Memperbaiki Sepeda Motor Ditempatnnya. Selain Itu Dia Juga Memiliki Satu Orang Pekerja Yang Siap Membantunya.
"Kemarin Lebaran Saya Dapat Order Banyak. Dalam Sehari Saya Dapat Memperbaiki 28 Motor Dan Saya Kebut Dalam Waktu Sehari," Tuturnya.




Sumber Informasi    :    www.tribunjateng.com

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here