Seni Visual Islamic Kaligrafi bertuliskan nabi Adam as dalam bahasa Arab. By S.W
Filosofi Tentang Nabi Adam As
Adam, Leluhur
Manusia. Adam Dan Keturunannya Ini Kelak Akan Menjadi Khalifah (Wakil) Allah Di
Bumi. Tugas Mereka Memakmurkan Bumi. Mendengar Penjelasan Itu, Para Malaikat
Heran. Kenapa Harus Adam Dan Anak Cucunya Yang Menjadi Khalifah? Mestinya,
Malaikat Yang Diberi Kehormatan Seperti Itu. Bukankah Malaikat Senantiasa
Bertasbih Kepada Allah? Bumi Akan Aman Bila Dihuni Malaikat. Tak Akan Ada
Kerusakan Dan Pertumpahan Darah.
Para Malaikat
Merasa Penasaran. Mungkinkah Selama Ini Allah Kurang Berkenan Dengan
Peribadatan Mereka? Oleh Karena Itu, Allah Berkehendak Menciptakan Makhluk Yang
Lebih Baik. Mereka Khawatir Kalau Allah Menciptakan Adam Itu Lantaran Kelalaian
Mereka. Atau Ada Kesalahan Yang Mereka Lakukan Tanpa Disadari. Muncul Juga
Keraguan Di Kalangan Malaikat. Mampukah Manusia Mengemban Tugas Berat Itu? Sebab,
Sebelumnya Bumi Pernah Dihuni Oleh Kalangan Jin. Ternyata, Mereka Sering
Berbuat Keonaran. Banyak Terjadi Pertumpahan Darah, Kemaksiatan, Dan Kerusakan
Di Sana. Bukan Tidak Mungkin Adam Dan Anak Cucunya Juga Akan Melakukan Hal
Sama.
Keraguan Para Malaikat Sebenarnya Tidak Beralasan. Sebab, Adam Mempunyai Beberapa Keistimewaan. Adam Diciptakan Langsung Oleh Tangan Allah. Ruhnya Juga Langsung Ditiupkan Olehnya. Selain Itu, Adam Juga Dikaruniai Akal. Berkat Akal Inilah Adam Bisa Mengamati, Mempelajari, Dan Memahami Benda-Benda. Akal Inilah Yang Memungkinkan Adam Dan Anak Cucunya Bisa Menjalankan Tugas Sebagai Khalifah Di Bumi. Keistimewaan Ini Benar-Benar Terbukti. Adam Mampu Mengungkapkan Nama Benda-Benda. Kemampuan Ini Ternyata Tidak Dimiliki Para Malaikat. Mereka Bungkam Ketika Disuruh Untuk Melakukan Hal Sama. Akhirnya, Para Malaikat Pun Mengakui Keistimewaan Adam.
Keraguan Para Malaikat Sebenarnya Tidak Beralasan. Sebab, Adam Mempunyai Beberapa Keistimewaan. Adam Diciptakan Langsung Oleh Tangan Allah. Ruhnya Juga Langsung Ditiupkan Olehnya. Selain Itu, Adam Juga Dikaruniai Akal. Berkat Akal Inilah Adam Bisa Mengamati, Mempelajari, Dan Memahami Benda-Benda. Akal Inilah Yang Memungkinkan Adam Dan Anak Cucunya Bisa Menjalankan Tugas Sebagai Khalifah Di Bumi. Keistimewaan Ini Benar-Benar Terbukti. Adam Mampu Mengungkapkan Nama Benda-Benda. Kemampuan Ini Ternyata Tidak Dimiliki Para Malaikat. Mereka Bungkam Ketika Disuruh Untuk Melakukan Hal Sama. Akhirnya, Para Malaikat Pun Mengakui Keistimewaan Adam.
Nabi
Adam Berasal Dari Tanah
Kata Adam Berasal
Dari Adim. Adimul Ardli Berarti Permukaan Bumi. Nama
Adam Erat Kaitannya Dengan Bahan Penciptaan. Adam Diciptakan Dari Tanah Yang
Ada Di Permukaan Bumi. Setelah Mati, Adam Dan Anak Cucunya Juga Akan Dikuburkan
Di Dalam Tanah.
Akhirnya, Wujud Adam Menjadi Sempurna. Allah Kemudian Meniupkan Ruh Kepadanya. Setelah Ruh Ditiupkan, Allah Menyampaikan Sebuah Titah Kepada Para Malaikat. Titah Itu Juga Berlaku Bagi Makhluk Lain Yang Saat Itu Berada Dekat Dengan Para Malaikat. Isi Titah Menyebutkan Agar Para Malaikat Bersujud Kepada Adam. Suatu Penghormatan Yang Tak Diberikan Kepada Makhluk Selainnya. Alhasil, Para Malaikat Patuh Kepada Titah Sang Pencipta. Mereka Bersujud Kepada Adam. Namun, Ada Makhluk Yang Membangkang. Dialah Si Sombong Iblis. Makhluk Dari Kalangan Bangsa Jin Ini Merasa Sok Hebat. Dia Merasa Lebih Mulia Ketimbang Adam. Alasannya, Iblis Diciptakan Dari Api, Sedangkan Adam Dari Tanah. Api Lebih Baik Daripada Tanah?
Akhirnya, Wujud Adam Menjadi Sempurna. Allah Kemudian Meniupkan Ruh Kepadanya. Setelah Ruh Ditiupkan, Allah Menyampaikan Sebuah Titah Kepada Para Malaikat. Titah Itu Juga Berlaku Bagi Makhluk Lain Yang Saat Itu Berada Dekat Dengan Para Malaikat. Isi Titah Menyebutkan Agar Para Malaikat Bersujud Kepada Adam. Suatu Penghormatan Yang Tak Diberikan Kepada Makhluk Selainnya. Alhasil, Para Malaikat Patuh Kepada Titah Sang Pencipta. Mereka Bersujud Kepada Adam. Namun, Ada Makhluk Yang Membangkang. Dialah Si Sombong Iblis. Makhluk Dari Kalangan Bangsa Jin Ini Merasa Sok Hebat. Dia Merasa Lebih Mulia Ketimbang Adam. Alasannya, Iblis Diciptakan Dari Api, Sedangkan Adam Dari Tanah. Api Lebih Baik Daripada Tanah?
Iblis
Yang Sok Hebat
Sifat Sombong
Iblis Terlihat Dari Dua Sikap. Pertama, Iblis Memandang Rendah Adam. Di Mata
Iblis, Adam Hanyalah Makhluk Kemarin Sore, Sedangkan Dia Sudah Ada Jauh
Sebelum Adam Ada. Lalu, Adam Pun Diciptakan Dari Tanah, Sedangkan Dia
Diciptakan Dari Api. Masa, Dia Harus Hormat Kepada Makhluk Seperti Adam Itu. Kedua,
Iblis Menolak Kebenaran. Iblis Menolak Untuk Bersujud Kepad Adam. Padahal, Dia
Tahu Bahwa Yang Memberi Titah Itu Adalah Allah.
Penolakan Iblis Jelas Merupakan Kedurhakaan. Allah Murka Kepadanya. Akibatnya, Dia Diusir Dari Surga. Tak Hanya Itu, Iblis Juga Mendapat Laknat Allah Sampai Hari Kiamat. Ciri Orang Yang Mendapat Laknat Allah Ialah Tak Bisa Keluar Dari Kesesatan. Itulah Sebabnya, Iblis Selamanya Berada Dalam Kesesatan. Bermula Dari Kesombongan, Selanjutnya Muncul Kedengkian. Iblis Merasa Tidak Nyaman Lagi. Pasalnya, Ada Makhluk Yang Mendapat Kemuliaan Lebih Darinya. Dia Tak Terima. Tidak Boleh Ada Makhluk Lain Yang Mengunggulinya. Oleh Karena Itu, Dia Ingin Membuktikan Kalau Adam Itu Tidak Ada Apa-Apanya. Caranya, Dia Akan Berusaha Menyesatkan Adam Dan Anak-Cucunya.
Penolakan Iblis Jelas Merupakan Kedurhakaan. Allah Murka Kepadanya. Akibatnya, Dia Diusir Dari Surga. Tak Hanya Itu, Iblis Juga Mendapat Laknat Allah Sampai Hari Kiamat. Ciri Orang Yang Mendapat Laknat Allah Ialah Tak Bisa Keluar Dari Kesesatan. Itulah Sebabnya, Iblis Selamanya Berada Dalam Kesesatan. Bermula Dari Kesombongan, Selanjutnya Muncul Kedengkian. Iblis Merasa Tidak Nyaman Lagi. Pasalnya, Ada Makhluk Yang Mendapat Kemuliaan Lebih Darinya. Dia Tak Terima. Tidak Boleh Ada Makhluk Lain Yang Mengunggulinya. Oleh Karena Itu, Dia Ingin Membuktikan Kalau Adam Itu Tidak Ada Apa-Apanya. Caranya, Dia Akan Berusaha Menyesatkan Adam Dan Anak-Cucunya.
Maka, Kadung
Mendapat Laknat, Iblis Meminta Tempo. Dia Meminta Umur Panjang. Tak Tanggung-Tanggung,
Sampai Hari Kiamat. Umur Selama Itu Akan Dipergunakannya Untuk Membalas Dendam.
Iblis Tidak Ingin Sendirian Berada Di Neraka. Dia Ingin Membawa Adam Dan
Keturunannya Turut Serta.
Penciptaan
Hawa
Hidup Seorang
Diri Tidaklah Mengenakkan. Hal Ini Juga Dirasakan Adam. Tak Ada Teman Curhat. Tak
Ada Kawan Berbagi Baik Dalam Suka Maupun Duka. Pendek Kata, Adam Merasakan
Kesepian. Ia Membutuhkan Seorang Pendamping. Kemudian, Hawa Diciptakan. Bahannya
Diambil Dari Tulang Rusuk Adam. Ketika Itu, Adam Yang Sedang Terlelap Tidur Allah
Mengambil Tulang Rusuknya Yang Sebelah Kiri. Walau Diambil Tulang Rusuk, Adam Tak
Merasakan Sakit. Sekiranya Merasa Sakit, Tentu Adam Tidak Akan Sayang Kepada Hawa.
Setelah Hawa Tercipta, Para Malaikat Bertanya, "Adam, Siapa Yang Ada Di Samping Kau?"
"Seorang Perempuan"
"Siapa Namanya?"
"Hawa"
"Untuk Apa Allah Menciptakan Hawa?"
"Untuk Mendampingi Saya, Memberi Saya Kebahagiaan, Dan Memenuhi Keperluan Hidup Saya Sesuai Dengan Kehendak Allah."
Kebahagiaan Semakin Lengkap. Allah Menyuruh Adam Dan Hawa Tinggal Di Surga. Kehidupan Di Sana Serba Enak. Apa Saja Boleh Dilakukan. Mereka Bebas Mencicipi Apa Saja Sepuasnya. Namun, Ada Satu Pantangan. Adam Dan Hawa Tidak Boleh Mendekati Pohon Larangan. Larangan Ini Harus Dipatuhi. Jika Tidak, Mereka Bisa Celaka. Di Surga, Adam Tidak Perlu Mencari Nafkah. Segala Keperluan Sudah Tersedia. Pendek Kata, Adam Dan Hawa Tidak Akan Kelaparan, Kehausan, Dan Kelelahan. Sungguh Menyenangkan. Semua Boleh Dilakukan. Yang Penting Tidak Dekat-Dekat Dengan Pohon Larangan. Mudah, Bukan?
Setelah Hawa Tercipta, Para Malaikat Bertanya, "Adam, Siapa Yang Ada Di Samping Kau?"
"Seorang Perempuan"
"Siapa Namanya?"
"Hawa"
"Untuk Apa Allah Menciptakan Hawa?"
"Untuk Mendampingi Saya, Memberi Saya Kebahagiaan, Dan Memenuhi Keperluan Hidup Saya Sesuai Dengan Kehendak Allah."
Kebahagiaan Semakin Lengkap. Allah Menyuruh Adam Dan Hawa Tinggal Di Surga. Kehidupan Di Sana Serba Enak. Apa Saja Boleh Dilakukan. Mereka Bebas Mencicipi Apa Saja Sepuasnya. Namun, Ada Satu Pantangan. Adam Dan Hawa Tidak Boleh Mendekati Pohon Larangan. Larangan Ini Harus Dipatuhi. Jika Tidak, Mereka Bisa Celaka. Di Surga, Adam Tidak Perlu Mencari Nafkah. Segala Keperluan Sudah Tersedia. Pendek Kata, Adam Dan Hawa Tidak Akan Kelaparan, Kehausan, Dan Kelelahan. Sungguh Menyenangkan. Semua Boleh Dilakukan. Yang Penting Tidak Dekat-Dekat Dengan Pohon Larangan. Mudah, Bukan?
Dosa
Pertama Nabi Adam Dan Hawa
Sejak
Membangkang, Iblis Tidak Diperkenankan Lagi Tinggal Di Surga. Perasaan Dendam
Dan Dengki Iblis Semakin Menjadi-Jadi. Iblis Tidak Senang Melihat Adam Dan Hawa
Bahagia. Oleh Karena Itu, Iblis Lalu Mencari-Cari Kesempatan. Dia Ingin
Memperdaya Mereka. Pokoknya, Adam Juga Harus Keluar Dari Surga. Kesempatan Itu
Kini Ada. Pohon Larangan! Adam Dan Hawa Dilarang Mendekati Pohon Itu. Ini Peluang
Emas, Tidak Boleh Disia-Siakan. Iblis Merasa Sangat Senang. Inilah Saat Untuk
Membuktikan. Adam Dan Hawa Akan Menjadi Pecundang. Apa Pun Caranya, Adam Dan Hawa
Harus Berhasil Dijerumuskan. Segala Reka Perdaya Mesti Dilakukan. Berbaga Muslihat
Direncanakan. Pertama-Tama, Iblis Harus Mendapat Kepercayaan. Dia Pun Melakukan
Pendekatan. Dia Berpura-Pura Menganggap Adam Dan Hawa Sebagai Teman. Tutur Katanya
Menawan. Bermacam Rayuan Dibisikkan Iblis. Dikatakan Bahwa Dia Ingin Memberi
Nasihat. Ada Rahasia Besar Yang Ingin Disampaikan. Rahasia Supaya Adam Dan Hawa
Bisa Hidup Kekal.
Akhinya, Hawa Tak Kuasa Menahan Diri. Hawa Memakan Buah Pohon Larangan. Hawa Pulang Dengan Perasaan Senang. Diceritakannya Pengalaman Tadi Kepada Adam. Adam Begitu Tertarik. Ia Juga Ingin Mencicipi. Pohon Itu Kemudian Didekati. Buahnya Dipetik. Dan...Adam Memakan Buahnya.
Lengkap Sudah. Adam Dan Hawa Melabrak Larangan. Tak Hanya Mendekati Pohon Larangan, Tetapi Juga Memakan Buahnya. Tak Lama Kemudian, Adam Dan Hawa Merasakan Akibatnya. Aurat Mereka Terbuka. Perasaan Malu Begitu Saja Membuncah. Mereka Berusaha Mencari-Cari Dedaunan. Maksudnya, Untuk Menutupi Aurat Mereka. Namun, Pohon-Pohon Surga Menjauh. Untungnya, Ada Satu Pohon Yang Merasa Kasihan. Pohon Tin Mau Memberikan Daun-Daunnya. Aurat Mereka Pun Bisa Tertutupi.
Adam Dan Hawa Sangat Malu. Tak Hanya Karena Aurat Mereka Terbuka. Tetapi Juga, Karena Teguran Allah Kepada Mereka. Adam Dan Hawa Sangat Menyesal. Mereka Telah Bebuat Kesalahan. Sambil Menitikkan Air Mata, Mereka Memanjatkan Doa.
"Tuhan Kami, Kami Telah Menzalimi Diri Kami. Sekiranya, Engkau Tidak Berkenan Mengampuni Dan Menyayangi Kami, Niscaya Kami Termasuk Orang-Orang Yang Merugi."
Akhinya, Hawa Tak Kuasa Menahan Diri. Hawa Memakan Buah Pohon Larangan. Hawa Pulang Dengan Perasaan Senang. Diceritakannya Pengalaman Tadi Kepada Adam. Adam Begitu Tertarik. Ia Juga Ingin Mencicipi. Pohon Itu Kemudian Didekati. Buahnya Dipetik. Dan...Adam Memakan Buahnya.
Lengkap Sudah. Adam Dan Hawa Melabrak Larangan. Tak Hanya Mendekati Pohon Larangan, Tetapi Juga Memakan Buahnya. Tak Lama Kemudian, Adam Dan Hawa Merasakan Akibatnya. Aurat Mereka Terbuka. Perasaan Malu Begitu Saja Membuncah. Mereka Berusaha Mencari-Cari Dedaunan. Maksudnya, Untuk Menutupi Aurat Mereka. Namun, Pohon-Pohon Surga Menjauh. Untungnya, Ada Satu Pohon Yang Merasa Kasihan. Pohon Tin Mau Memberikan Daun-Daunnya. Aurat Mereka Pun Bisa Tertutupi.
Adam Dan Hawa Sangat Malu. Tak Hanya Karena Aurat Mereka Terbuka. Tetapi Juga, Karena Teguran Allah Kepada Mereka. Adam Dan Hawa Sangat Menyesal. Mereka Telah Bebuat Kesalahan. Sambil Menitikkan Air Mata, Mereka Memanjatkan Doa.
"Tuhan Kami, Kami Telah Menzalimi Diri Kami. Sekiranya, Engkau Tidak Berkenan Mengampuni Dan Menyayangi Kami, Niscaya Kami Termasuk Orang-Orang Yang Merugi."
Nabi
Adam Diturunkan Ke Bumi
Allah
Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. Tobat Adam Dan Hawa Diterima. Kesalahan Mereka
Diampuni. Adam Dan Hawa Merasa Tenang. Ampunan Allah Membuat Hati Mereka Terasa
Lega. Pengalaman Itu Menjadi Pelajaran Berharga. Adam Dan Hawa Sadar. Iblis Benar-Benar
Musuh. Musuh Yang Harus Senantiasa Diwaspadai. Segala Bujuk Rayunya Mesti
Dijauhi. Hidup Kekal Ternyata Muslihat Iblis. Akibat Terperdaya, Kini Adam Dan Hawa
Harus Pindah. Mereka Tak Bisa Lagi Tinggal Di Surga. Allah Menyuruh Mereka
Turun Ke Bumi. Sekarang, Adam Dan Hawa Tinggal Di Bumi. Mengemban Tugas Menjadi
Khalifah. Namun, Perseteruan Iblis Dan Adam Terus Berlanjut. Iblis Akan Terus
Berusaha Mewujudkan Janjinya. Janji Untuk Menyesatkan Adam.
Demikian, Adam Dan Iblis Menjadi Musuh Bebuyutan. Permusuhan Ini Juga Berlaku Untuk Keturunan Adam Dan Iblis. Permusuhan Akan Terus Berlangsung Sampai Hari Kiamat. Kenikmatan Surga Tinggal Kenangan. Dulu, Di Surga Serbaada. Mau Makan Tinggal Makan, Mau Minum Tinggal Minum. Namun Di Bumi, Adam Dan Hawa Tak Bisa Berpangku Tangan. Mencari Sesuap Nasi Menjadi Tugas. Mereka Harus Bekerja Keras.
Saat Diturunkan Ke Bumi, Adam Dan Hawa Terpisah. Hawa Diturunkan Di Daerah Jeddah, Saudi Arabia. Kata Jeddah Berarti Nenek. Hawa Adalah Nenek Seluruh Umat Manusia. Sementara Itu, Adam Diturunkan Di Daerah Hindustan. Keduanya Bertemu Di Jabal Rahmah Di Dataran Arafah. Oleh Karena Itu, Jabal Rahmah Kerap Dijadikan Simbol “Cinta” Oleh Para Peziarah. Perasaan Bahagia Begitu Membuncah. Betapa Tidak, Sekian Lama Berpisah Akhirnya Bertemu Jua. Hidup Menjadi Lebih Bersemangat. Sekarang, Keduanya Bisa Berkumpul Lagi. Berjuang Bersama Lebih Mudah Daripada Sendiri-Sendiri. Bisa Saling Menjaga, Dan Saling Menasihati.
Demikian, Adam Dan Iblis Menjadi Musuh Bebuyutan. Permusuhan Ini Juga Berlaku Untuk Keturunan Adam Dan Iblis. Permusuhan Akan Terus Berlangsung Sampai Hari Kiamat. Kenikmatan Surga Tinggal Kenangan. Dulu, Di Surga Serbaada. Mau Makan Tinggal Makan, Mau Minum Tinggal Minum. Namun Di Bumi, Adam Dan Hawa Tak Bisa Berpangku Tangan. Mencari Sesuap Nasi Menjadi Tugas. Mereka Harus Bekerja Keras.
Saat Diturunkan Ke Bumi, Adam Dan Hawa Terpisah. Hawa Diturunkan Di Daerah Jeddah, Saudi Arabia. Kata Jeddah Berarti Nenek. Hawa Adalah Nenek Seluruh Umat Manusia. Sementara Itu, Adam Diturunkan Di Daerah Hindustan. Keduanya Bertemu Di Jabal Rahmah Di Dataran Arafah. Oleh Karena Itu, Jabal Rahmah Kerap Dijadikan Simbol “Cinta” Oleh Para Peziarah. Perasaan Bahagia Begitu Membuncah. Betapa Tidak, Sekian Lama Berpisah Akhirnya Bertemu Jua. Hidup Menjadi Lebih Bersemangat. Sekarang, Keduanya Bisa Berkumpul Lagi. Berjuang Bersama Lebih Mudah Daripada Sendiri-Sendiri. Bisa Saling Menjaga, Dan Saling Menasihati.
Anak-Anak
Nabi Adam Dan Hawa
Adam
Dan Hawa Hidup Bersama Lagi. Mereka Adalah Pasangan Suami-Istri Pertama. Keduanya
Beranak-Pinak. Setiap Kelahiran Selalu Kembar, Laki-Laki Dan Perempuan. Persalinan
Pertama, Lahirlah Qabil Dan Iklima. Lalu, Persalinan Kedua, Lahirlah Habil Dan Labuda.
Adam Dan Hawa Sangat Bahagia. Kehangatan Keluarga Semakin Bertambah. Semua Ini
Berkat Kehadiran Anak-Anak. Anak-Anak Menumbuhkan Harapan. Ada Penerus
Perjuangan. Selanjutnya, Anak-Anak Berketurunan Lagi. Mereka Melahirkan Cucu
Dan Seterusnya. Jumlah Keturunan Adam Terus Bertambah. Semakin Lama Semakin
Banyak.
Qabil, Habil, Iklima, Dan Labuda Beranjak Remaja.Mereka Tumbuh Di Bawah Asuhan Orang Tua. Sifat-Sifat Mereka Mulai Kelihatan. Qabil Berperangai Kasar, Sedangkan Habil Berperangai Santun. Iklima Tumbuh Menjadi Gadis Yang Cantik, Sedang Labuda Biasa-Biasa Saja. Tugas-Tugas Adam Dan Hawa Mulai Berkurang. Anak-Anak Mereka Sudah Bisa Diandalkan. Labuda Dan Iklima Membantu Urusan Rumah Tangga, Sedangkan Qabil Dan Habil Menekuni Bidang Pertanian, Sedangkan Habil Di Bidang Peternakan.
Qabil, Habil, Iklima, Dan Labuda Beranjak Remaja.Mereka Tumbuh Di Bawah Asuhan Orang Tua. Sifat-Sifat Mereka Mulai Kelihatan. Qabil Berperangai Kasar, Sedangkan Habil Berperangai Santun. Iklima Tumbuh Menjadi Gadis Yang Cantik, Sedang Labuda Biasa-Biasa Saja. Tugas-Tugas Adam Dan Hawa Mulai Berkurang. Anak-Anak Mereka Sudah Bisa Diandalkan. Labuda Dan Iklima Membantu Urusan Rumah Tangga, Sedangkan Qabil Dan Habil Menekuni Bidang Pertanian, Sedangkan Habil Di Bidang Peternakan.
Dosa
Anak Nabi Adam
Keempat
Putra-Putri Adam Tumbuh Dewasa. Masing-Masing Sudah Memiliki Ketertarikan
Terhadap Lawan Jenis. Allah Kemudian Memberi Adam Petunjuk. Putra-Putri Adam Harus
Segera Dinikahkan. Dengan Ketentuan, Masing-Masing Tidak Boleh Dinikahkan
Dengan Saudara Kembarnya. Artinya, Qabil Harus Menikahi Labuda, Sedangkan Habil
Harus Menikahi Iklima.
Ketentuan Itu Kemudian Disampaikan. Adam Berharap Putra-Putrinya Tak Keberatan Sebab Ini Merupakan Ketentuan Allah. Tak Boleh Ada Yang Menolak. Semua Pihak Harus Setuju. Demikian, Adam Memberi Penegasan. Tak Disangka, Qabil Menolak Ketentuan Itu. Ia Bersikeras Untuk Menikah Dengan Iklima, Adik Kembarnya. Iklima Memang Gadis Yang Cantik. Qabil Sangat Tertarik. Dengan Kata Lain, Qabil Menolak Dinikahkan Dengan Labuda. Alasannya, Labuda Tidak Cantik. Qabil Merasa Lebih Berhak Untuk Menikahi Iklima. Toh, Iklima Adalah Adiknya Sendiri. Qabil Tidak Rela Kalau Iklima Dinikahi Habil.
Qabil Bersikukuh. Tegas-Tegas, Ia Menolak Dinikahkan Dengan Iklima. Melihat Gelagat Kurang Baik Ini, Adam Berusaha Mencari Jalan Keluar. Jalan Keluar Yang Disepakati Oleh Semua Pihak. Tidak Boleh Ada Pihak Yang Dikecewakan. Perselisihan Harus Dihindarkan. Sebab, Perselisihan Akan Mengusik Ketenangan.
Akhirnya, Adam Mendapatkan Jalan Keluar. Menurut Adam, Persoalan Jodoh Harus Diserahkan Kepada Allah. Apa Pun Keputusan-Nya, Semua Harus Pasrah. Adam Mengusulkan Agar Qabil Dan Habil Berkurban. Siapa Yang Kurbannya Diterima, Ia Berhak Menikahi Si Cantik, Iklima. Qabil Dan Habil Setuju. Mereka Sepakat, Yang Menang Itulah Yang Berhak Mendapatkan Iklima. Kemudian, Masing-Masing Mempersiapkan Diri. Qabil Semakin Rajin. Setiap Hari, Ia Mengurus Ladangnya. Habil Juga Tak Mau Kalah. Ia Bertambah Giat. Setiap Hari, Ia Menggembalakan Ternak-Ternaknya.
Hari Yang Ditentukan Pun Tiba. Qabil Bergegas Menuju Ladang. Ladang Gandumnya Sangat Lebat. Hasil Jerih Payahnya Selama Ini. Timbullah Sifat Kikir Dalam Hati Qabil. Ia Memilih-Milih Gandum Yang Akan Dijadikan Kurban. Ia Sengaja Memilih Gandum Yang Kurang Baik. Setelah Karung Terisi, Qabil Membawanya Ke Sebuah Bukit. Gandum Itu Kemudian Diletakkan Di Atas Bukit Itu. Di Tempat Yang Berbeda, Habil Juga Sedang Sibuk. Ia Berjalan Ke Sana Kemari. Memilih-Milih Kambing Yang Paling Baik. Kambing Yang Paling Gemuk Dan Sehat. Setelah Di Dapat, Habil Membawanya Ke Bukit Yang Sama.
Qabil Dan Habil Sudah Meletakkan Kurbannya. Dari Tempat Yang Jauh, Mereka Memandangi Bukit Itu. Mata Mereka Terus Tertuju Ke Arah Bukit. Anggota Keluarga Yang Lain Juga Turut Menyaksikan. Hati Mereka Berdebar-Debar. Kurban Siapa Gerangan Yang Akan Diterima?
Selang Beberapa Saat, Terlihat Api Besar Turun Dari Langit. Api Itu Kemudian Menyambar Kambing. Habil Bersyukur, Kurbannya Diterima. Dalam Tempo Singkat Kambing Habil Pun Lenyap. Si Jago Merah Melalapnya. Sementara Itu, Gandum Qabil Masih Utuh. Sedikit Pun Tidak Berkurang. Walhasil, Habil Menjadi Pemenang. Kurbannya Diterima. Sesuai Dengan Kesepakatan, Ia Berhak Mempersunting Si Cantik Iklima. Hati Habil Berbunga-Bunga, Ia Sangat Bahagia. Lain Halnya Dengan Sang Kakak. Qabil Merasa Sangat Kecewa. Kurbannya Tak Diterima, Ia Gagal Menikahi Iklima.
Qabil Tidak Bisa Menolak. Dengan Perasaan Kecewa, Ia Menerima Keputusan Habil Dinikahkan Dengan Iklima. Qabil Benar-Benar Kecewa, Harapannya Pupus. Dia Tak Bisa Menikah Dengan Iklima. Kekecewaannya Semakin Menjadi-Jadi. Lambat Laun Tumbuhlah Perasaan Dengki. Dengki Melahirkan Dendam. Dendam Memunculkan Niat Jahat. Akhirnya, Qabil Bertekad Menghabisi Habil.
Ketentuan Itu Kemudian Disampaikan. Adam Berharap Putra-Putrinya Tak Keberatan Sebab Ini Merupakan Ketentuan Allah. Tak Boleh Ada Yang Menolak. Semua Pihak Harus Setuju. Demikian, Adam Memberi Penegasan. Tak Disangka, Qabil Menolak Ketentuan Itu. Ia Bersikeras Untuk Menikah Dengan Iklima, Adik Kembarnya. Iklima Memang Gadis Yang Cantik. Qabil Sangat Tertarik. Dengan Kata Lain, Qabil Menolak Dinikahkan Dengan Labuda. Alasannya, Labuda Tidak Cantik. Qabil Merasa Lebih Berhak Untuk Menikahi Iklima. Toh, Iklima Adalah Adiknya Sendiri. Qabil Tidak Rela Kalau Iklima Dinikahi Habil.
Qabil Bersikukuh. Tegas-Tegas, Ia Menolak Dinikahkan Dengan Iklima. Melihat Gelagat Kurang Baik Ini, Adam Berusaha Mencari Jalan Keluar. Jalan Keluar Yang Disepakati Oleh Semua Pihak. Tidak Boleh Ada Pihak Yang Dikecewakan. Perselisihan Harus Dihindarkan. Sebab, Perselisihan Akan Mengusik Ketenangan.
Akhirnya, Adam Mendapatkan Jalan Keluar. Menurut Adam, Persoalan Jodoh Harus Diserahkan Kepada Allah. Apa Pun Keputusan-Nya, Semua Harus Pasrah. Adam Mengusulkan Agar Qabil Dan Habil Berkurban. Siapa Yang Kurbannya Diterima, Ia Berhak Menikahi Si Cantik, Iklima. Qabil Dan Habil Setuju. Mereka Sepakat, Yang Menang Itulah Yang Berhak Mendapatkan Iklima. Kemudian, Masing-Masing Mempersiapkan Diri. Qabil Semakin Rajin. Setiap Hari, Ia Mengurus Ladangnya. Habil Juga Tak Mau Kalah. Ia Bertambah Giat. Setiap Hari, Ia Menggembalakan Ternak-Ternaknya.
Hari Yang Ditentukan Pun Tiba. Qabil Bergegas Menuju Ladang. Ladang Gandumnya Sangat Lebat. Hasil Jerih Payahnya Selama Ini. Timbullah Sifat Kikir Dalam Hati Qabil. Ia Memilih-Milih Gandum Yang Akan Dijadikan Kurban. Ia Sengaja Memilih Gandum Yang Kurang Baik. Setelah Karung Terisi, Qabil Membawanya Ke Sebuah Bukit. Gandum Itu Kemudian Diletakkan Di Atas Bukit Itu. Di Tempat Yang Berbeda, Habil Juga Sedang Sibuk. Ia Berjalan Ke Sana Kemari. Memilih-Milih Kambing Yang Paling Baik. Kambing Yang Paling Gemuk Dan Sehat. Setelah Di Dapat, Habil Membawanya Ke Bukit Yang Sama.
Qabil Dan Habil Sudah Meletakkan Kurbannya. Dari Tempat Yang Jauh, Mereka Memandangi Bukit Itu. Mata Mereka Terus Tertuju Ke Arah Bukit. Anggota Keluarga Yang Lain Juga Turut Menyaksikan. Hati Mereka Berdebar-Debar. Kurban Siapa Gerangan Yang Akan Diterima?
Selang Beberapa Saat, Terlihat Api Besar Turun Dari Langit. Api Itu Kemudian Menyambar Kambing. Habil Bersyukur, Kurbannya Diterima. Dalam Tempo Singkat Kambing Habil Pun Lenyap. Si Jago Merah Melalapnya. Sementara Itu, Gandum Qabil Masih Utuh. Sedikit Pun Tidak Berkurang. Walhasil, Habil Menjadi Pemenang. Kurbannya Diterima. Sesuai Dengan Kesepakatan, Ia Berhak Mempersunting Si Cantik Iklima. Hati Habil Berbunga-Bunga, Ia Sangat Bahagia. Lain Halnya Dengan Sang Kakak. Qabil Merasa Sangat Kecewa. Kurbannya Tak Diterima, Ia Gagal Menikahi Iklima.
Qabil Tidak Bisa Menolak. Dengan Perasaan Kecewa, Ia Menerima Keputusan Habil Dinikahkan Dengan Iklima. Qabil Benar-Benar Kecewa, Harapannya Pupus. Dia Tak Bisa Menikah Dengan Iklima. Kekecewaannya Semakin Menjadi-Jadi. Lambat Laun Tumbuhlah Perasaan Dengki. Dengki Melahirkan Dendam. Dendam Memunculkan Niat Jahat. Akhirnya, Qabil Bertekad Menghabisi Habil.
Pembunuhan
Pertama Di Dunia
Suatu
Ketika, Adam Hendak Bepergian. Sebelum Berangkat, Adam Menyampaikan Amanat
Kepada Qabil Untuk Menjaga Semua Anggota Keluarga. Kerukunan Harus Dipelihara. Qabil
Mengangguk-Angguk. Ia Berjanji Untuk Menjalankan Amanat Itu Dengan
Sebaik-Baiknya. Dalam Hati, Qabil Tertawa. Ia Merasa Senang. Senang Bukan
Karena Mendapat Kepercayaan Dari Sang Ayah. Tetapi, Ia Merasa Mendapat
Kesempatan. Ya, Kesempatan Untuk Membalas Dendam.
Adam Berangkat Dengan Hati Tenang. Dengan Sepenuh Hati, Ia Percaya Kepada Qabil. Bagaimanapun Qabil Adalah Anak Sulung. Qabil Yang Dituakan. Tak Lama Setelah Adam Berangkat, Qabil Bersiap-Siap. Ia Akan Menyatroni Peternakan. Sesampainya Di Sana, Qabil Segera Menghampiri Habil.
"Aku Datang Untuk Membunuh Kau!" Qabil Menghardik Penuh Kebencian.
"Apa Salah Saya? Mengapa Kakak Hendak Membunuh Saya?"
"Karena Kau Telah Merampas Harapanku. Kau Telah Merebut Iklima."
"Allah Yang Menentukan. Saya Hanya Berusaha."
"Saya Juga Berusaha!" Bentak Qabil.
"Ketahuilah Kakak, Allah Hanya Menerima Kurban Dari Orang Berhati Tulus. Orang Yang Berhati Tulus Akan Memilih Kurban Yang Paling Baik. Kenapa Kakak Memilih Gandum Yang Busuk. Jelas Saja, Kurban Kakak Tidak Diterima."
"Sudahlah! Kau Jangan Nyerocos! Tidak Usah Repot-Repot Memberi Nasihat. Aku Tetap Akan Membunuh Kau!" Kata Qabil Berang.
"Bukannya Kakak Juga Telah Setuju Dengan Penyelesaian Seperti Itu? Sadarlah, Kak. Kakak Jangan Terperdaya Oleh Setan. Ingat, Setan Adalah Musuh Kita. Setan Yang Telah Mengakibatkan Ayahanda Dan Ibunda Keluar Dari Surga. Berpikirlah Sebelum Bertindak, Jangan Sampai Kakak Menyesal Kelak."
"Diam! Aku Akan Membunuh Kau!"
"Jika Kakak Bersikeras, Saya Tidak Akan Membalas. Saya Takut Kepada Allah. Saya Tidak Akan Melakukan Perbuatan Zalim. Semua Saya Serahkan Kepada Allah."
Masuk Telinga Kiri, Keluar Telinga Kanan. Nasihat Habil Sama Sekali Tak Ada Artinya. Yang Terjadi Malah Qabil Semakin Marah. Dendam Semakin Tak Tertahan. Rasanya, Ia Ingin Segera Menghabisi Nyawa Adiknya Itu. Iblis Tidak Menyia-Nyiakan Kesempatan Itu. Ia Terus-Menerus Membisikkan Kejahatan. Sebenarnya, Qabil Sendiri Kebingungan. Tak Tahu Apa Yang Harus Dilakukan. Belum Terpikirkan Bagaimana Membunuh Habil.
Saat Qabil Kebingungan, Iblis Menjelma. Di Hadapan Qabil, Iblis Mencontohkan. Iblis Menghantam Kepala Seekor Burung Dengan Batu. Darah Segar Muncrat. Kepala Burung Itu Pecah. Sesaat Burung Itu Menggelepar-Gelepar, Lalu Mati. Qabil Mendapat Ide. Sekarang, Ia Tahu Apa Yang Harus Dilakukan. Tinggal Menunggu Saat Yang Tepat. Saat Itu, Habil Sedang Terlelap Tidur. Qabil Berjalan. Ia Menghampiri Sang Adik. Batu Besar Menghantam Kepala Habil. Saking Kerasnya Hantaman Batu Besar, Tak Lama Kemudian Habil Menghembuskan Napas Terakhir. Peristiwa Ini Merupakan Pembunuhan Yang Pertama Kali Dilakukan Manusia Di Bumi Ini.
Adam Berangkat Dengan Hati Tenang. Dengan Sepenuh Hati, Ia Percaya Kepada Qabil. Bagaimanapun Qabil Adalah Anak Sulung. Qabil Yang Dituakan. Tak Lama Setelah Adam Berangkat, Qabil Bersiap-Siap. Ia Akan Menyatroni Peternakan. Sesampainya Di Sana, Qabil Segera Menghampiri Habil.
"Aku Datang Untuk Membunuh Kau!" Qabil Menghardik Penuh Kebencian.
"Apa Salah Saya? Mengapa Kakak Hendak Membunuh Saya?"
"Karena Kau Telah Merampas Harapanku. Kau Telah Merebut Iklima."
"Allah Yang Menentukan. Saya Hanya Berusaha."
"Saya Juga Berusaha!" Bentak Qabil.
"Ketahuilah Kakak, Allah Hanya Menerima Kurban Dari Orang Berhati Tulus. Orang Yang Berhati Tulus Akan Memilih Kurban Yang Paling Baik. Kenapa Kakak Memilih Gandum Yang Busuk. Jelas Saja, Kurban Kakak Tidak Diterima."
"Sudahlah! Kau Jangan Nyerocos! Tidak Usah Repot-Repot Memberi Nasihat. Aku Tetap Akan Membunuh Kau!" Kata Qabil Berang.
"Bukannya Kakak Juga Telah Setuju Dengan Penyelesaian Seperti Itu? Sadarlah, Kak. Kakak Jangan Terperdaya Oleh Setan. Ingat, Setan Adalah Musuh Kita. Setan Yang Telah Mengakibatkan Ayahanda Dan Ibunda Keluar Dari Surga. Berpikirlah Sebelum Bertindak, Jangan Sampai Kakak Menyesal Kelak."
"Diam! Aku Akan Membunuh Kau!"
"Jika Kakak Bersikeras, Saya Tidak Akan Membalas. Saya Takut Kepada Allah. Saya Tidak Akan Melakukan Perbuatan Zalim. Semua Saya Serahkan Kepada Allah."
Masuk Telinga Kiri, Keluar Telinga Kanan. Nasihat Habil Sama Sekali Tak Ada Artinya. Yang Terjadi Malah Qabil Semakin Marah. Dendam Semakin Tak Tertahan. Rasanya, Ia Ingin Segera Menghabisi Nyawa Adiknya Itu. Iblis Tidak Menyia-Nyiakan Kesempatan Itu. Ia Terus-Menerus Membisikkan Kejahatan. Sebenarnya, Qabil Sendiri Kebingungan. Tak Tahu Apa Yang Harus Dilakukan. Belum Terpikirkan Bagaimana Membunuh Habil.
Saat Qabil Kebingungan, Iblis Menjelma. Di Hadapan Qabil, Iblis Mencontohkan. Iblis Menghantam Kepala Seekor Burung Dengan Batu. Darah Segar Muncrat. Kepala Burung Itu Pecah. Sesaat Burung Itu Menggelepar-Gelepar, Lalu Mati. Qabil Mendapat Ide. Sekarang, Ia Tahu Apa Yang Harus Dilakukan. Tinggal Menunggu Saat Yang Tepat. Saat Itu, Habil Sedang Terlelap Tidur. Qabil Berjalan. Ia Menghampiri Sang Adik. Batu Besar Menghantam Kepala Habil. Saking Kerasnya Hantaman Batu Besar, Tak Lama Kemudian Habil Menghembuskan Napas Terakhir. Peristiwa Ini Merupakan Pembunuhan Yang Pertama Kali Dilakukan Manusia Di Bumi Ini.
Belajar
Dari Burung Gagak
Bingung.
Demikian, Yang Dialami Qabil Setelah Membunuh Sang Adik. Tak Tahu Apa Yang
Harus Dilakukan. Mayat Habil Lama Tergeletak. Sampai-Sampai, Mengeluarkan Bau
Busuk. Qabil Hanya Bisa Mondar-Mandir. Beberapa Lama Kemudian, Datanglah Dua
Ekor Burung Gagak. Kedua Burung Ini Berkelahi. Salah Satunya, Kemudian Mati. Lalu,
Si Pemenang Menggali Tanah Dengan Cakarnya. Setelah Cukup, Bangkai Burung Gagak
Itu Dimasukkan. Bangkai Burung Gagak Itu Dikuburkan Ke Dalam Lubang. Melihat Kejadian
Itu, Qabil Termenung. Ia Baru Menyadari Kedunguannya.
"Bodoh Sekali Aku Ini! Masa Aku Kalah Pintar Sama Burung Gagak Itu," Gerutunya.
Burung Gagak Telah Mengajari Qabil. Hal Yang Sama Kemudian Dilakukan Oleh Qabil. Sebuah Lubang Digali. Setelah Cukup Dalam, Ia Memasukkan Mayat Habil Ke Dalamnya.
Beberapa Hari Kemudian, Adam Pulang. Ia Ingin Segera Bertemu Dengan Keluarganya. Terbayang Keluarganya Hidup Rukun. Tak Ada Perselisihan. Sampai Di Rumah, Adam Beristirahat Sejenak. Anggota Keluarga Berkumpul Di Dekatnya. Usai Melepas Lelah, Adam Menanyakan Perihal Habil. Dari Tadi Habil Tak Kelihatan. "Dimana Habil?" Tanyanya.
"Saya Tidak Tahu."
"Kamu Yang Diberi Amanat Untuk Menjaga Semua Anggota Keluarga, Kan? Ke Mana Habil?"
"Saya Tidak Tahu. Saya Nggak Mungkin Menjaga Habil Setiap Saat." Jawab Qabil Ketus.
Pasti Telah Terjadi Sesuatu, Pikir Adam. Tapi, Ke Mana Gerangan Harus Mencari Habil? Akhirnya, Adam Pun Tahu. Habil Telah Dibunuh. Pelakunya Siapa Lagi Kalau Bukan Qabil. Adam Sangat Berduka. Terbayang Bagaimana Habil Dianiaya. Tega Nian Sang Kakak. Disuruh Menjaga, Malah Membunuh. Gara-Gara Dengki, Hubungan Keluarga Jadi Rusak. Seorang Kakak Bahkan Tega Membunuh Adik Kandungnya Sendiri. Sungguh Menyedihkan. Setan Telah Memanfaatkan Kesempatan. Adam Hanya Berserah Diri Kepada Allah. Semua Ia Terima Sebagai Kehendak-Nya. Kepedihan Ia Hadapi Dengan Kesabaran. Bahkan, Ia Tetap Memohonkan Ampunan Untuk Anaknya, Qabil.
"Bodoh Sekali Aku Ini! Masa Aku Kalah Pintar Sama Burung Gagak Itu," Gerutunya.
Burung Gagak Telah Mengajari Qabil. Hal Yang Sama Kemudian Dilakukan Oleh Qabil. Sebuah Lubang Digali. Setelah Cukup Dalam, Ia Memasukkan Mayat Habil Ke Dalamnya.
Beberapa Hari Kemudian, Adam Pulang. Ia Ingin Segera Bertemu Dengan Keluarganya. Terbayang Keluarganya Hidup Rukun. Tak Ada Perselisihan. Sampai Di Rumah, Adam Beristirahat Sejenak. Anggota Keluarga Berkumpul Di Dekatnya. Usai Melepas Lelah, Adam Menanyakan Perihal Habil. Dari Tadi Habil Tak Kelihatan. "Dimana Habil?" Tanyanya.
"Saya Tidak Tahu."
"Kamu Yang Diberi Amanat Untuk Menjaga Semua Anggota Keluarga, Kan? Ke Mana Habil?"
"Saya Tidak Tahu. Saya Nggak Mungkin Menjaga Habil Setiap Saat." Jawab Qabil Ketus.
Pasti Telah Terjadi Sesuatu, Pikir Adam. Tapi, Ke Mana Gerangan Harus Mencari Habil? Akhirnya, Adam Pun Tahu. Habil Telah Dibunuh. Pelakunya Siapa Lagi Kalau Bukan Qabil. Adam Sangat Berduka. Terbayang Bagaimana Habil Dianiaya. Tega Nian Sang Kakak. Disuruh Menjaga, Malah Membunuh. Gara-Gara Dengki, Hubungan Keluarga Jadi Rusak. Seorang Kakak Bahkan Tega Membunuh Adik Kandungnya Sendiri. Sungguh Menyedihkan. Setan Telah Memanfaatkan Kesempatan. Adam Hanya Berserah Diri Kepada Allah. Semua Ia Terima Sebagai Kehendak-Nya. Kepedihan Ia Hadapi Dengan Kesabaran. Bahkan, Ia Tetap Memohonkan Ampunan Untuk Anaknya, Qabil.
Nabi
Adam Wafat
Nabi
Adam Terus Berdakwah Di Kalangan Anak Cucunya, Mengajak Mereka Mengamalkan
Ajaran Allah Untuk Menyembah-Nya, Berbuat Baik Kepada Sesama, Jujur, Dan Saling
Menolong. Dalam Riwayat, Nabi Adam Wafat Dalam Usia Seribu Tahun Setelah
Sebelumnya Menderita Sakit Selama 11 Hari. Setahun Kemudian Hawa Meninggal. Sebagian
Riwayat Menyatakan Nabi Adam Dimakamkan Di Kota Mekah Dan Hawa Dimakamkan Di
Kota Jedah.
Demikianlah Uraian Tentang Kisah Nabi Adam AS: Tercipta Hingga Wafat,Semoga Bermanfaat.
Demikianlah Uraian Tentang Kisah Nabi Adam AS: Tercipta Hingga Wafat,Semoga Bermanfaat.
Assalamu'alaikum ijin copas terima kasiihh
ReplyDelete