Seni Visual Islamic Kaligrafi bertuliskan nabi Ibrahim as dalam bahasa Arab. By S.W
Filosofi Tentang Nabi Ibrahim As
Untuk
Surah, lihat Surah Ibrahim.
Untuk
Nabi yang sama dari sudut pandang Agama Yahudi & Kristen,
lihat Abraham.
Ibrahim
alaihissalām (عليه السلام)
alaihissalām (عليه السلام)
Lahir
: 2510 Sebelum Hijriyah Ur,
Iraq
Wafat : 2329 Sebelum Hijriyah (umur
175 tahun) Hebron, Tepi Barat
Makam
: Masjid Ibrahim
Pendahulu
: Nabi Nuh as
Pengganti
: Nabi isak as dan Nabi Ya’qub as
Istri
: Sarah , Hajar Dan Qanthura
Anak
: Ismail , Ishaq , Zimran,
Yaqsyan, Madan, Madyan , Syiyaq dan Syuh.
Peninggalan
: Haji , Kakbah , Idul Adha ,
Qurban , Hanif Dan Shuhuf
Ibrahim (bahasa Arab: إبراهيم )
merupakan nabi dalam agama Samawi. Ia bergelar Khalilullah (خلیل
اللہ, Kesayangan Allah). Ibrahim bersama anaknya, Ismail, terkenal sebagai
para pendiri Baitullah. Ia diangkat menjadi nabi yang diutus kepada
kaum Kaldān yang terletak di negeri Ur, yang sekarang dikenal
sebagai Iraq. Ibrahim merupakan sosok teladan utama bagi umat Islam dalam
berbagai hal. Ibadah Haji dan penyembelihan hewan kurban pada Idul
Adha merupakan beberapa perayaan untuk memperingati sikap berbakti Ibrahim
terhadap Allah.
Ibrahim
termasuk golongan manusia pilihan di sisi Allah, serta termasuk golongan Ulul
Azmi. Nama Ibrahim diabadikan sebagai nama sebuah surah, serta disebut
sebanyak 69 kali di Al-Qur'an.
Etimologi
Dalam buku yang
berjudul "Muhammad Sang Nabi - Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara
Detail," karya Omar Hashem, dikatakan bahwasanya nama Ibrahim berasal
dari dua suku kata, yaitu ib/ab (إب) dan rahim (راهيم).
Jika disatukan maka nama itu memiliki arti "ayah yang penyayang.
Genealogi
Ibrahim
merupakan putra Azar (Tarikh) bin Nahur bin Sarugh bin Ra'u bin Faligh bin Abir
bin Shaleh bin Arfakhsad bin Sam bin Nuh. Al-Hafidz ibnu Asakir meriwayatkan
bahwasanya ibu kandung nabi Ibrahim bernama Amilah. Sementara menurut
al-Kalbiy, ibu kandung nabi Ibrahim bernama Buna binti Karbina bin Kartsi, yang
berasal dari Bani Arfakhsyad.
Azar memiliki
tiga putra: Ibrahim, Haran, dan Nahor. Ibrahim dilahirkan di sebuah wilayah
bernama Faddam Aram, yang terletak di kerajaan Babilonia. Ibnu Asakir
meriwayatkan dalam kitab at-Tarikh dari Ishaq bin Basyar al-Kahiliy bahwasanya
nabi Ibrahim dijuluki sebagai "Abu adh-Dhaifan." Ibrahim memiliki dua
putra yang termasuk golongan nabi, yakni nabi Ismail dan nabi Ishaq,
sementara nabi Ya’qub merupakan cucu Ibrahim. Haran juga memiliki seorang
putra yang termasuk golongan nabi, yakni nabi Luth.
Para
istri Ibrahim
Ketika Sarah
hendak ditawan raja Mesir untuk dijadikan selir, Allah memberi perlindungan
kepada Sarah sehingga raja Mesir tidak dapat menjadikan Sarah sebagai selir.
Setelah menyadari bahwa Allah telah menghadirkan berbagai azab yang menimpa
diri raja Mesir berkenaan dengan Sarah yang merupakan istri Ibrahim, ia
mengembalikan Sarah kepada Ibrahim; kemudian raja Mesir menghadiahkan Hajar
sebagai budak untuk Sarah sebagai penebusan dosa. Hajar adalah seorang
permaisuri kerajaan Mesir.
Para istri
Ibrahim dan anak-anak yang dilahirkan oleh mereka adalah sebagai berikut:
Sarah: Ishaq
Hajar
al-Qibthiyah al-Mishtiyah: Ismail
Qanthura binti
Yaqthan: Zimran, Yaqsyan, Madan, Madyan, Syiyaq dan Syuh.
Mukjizat
Melihat burung dihidupkan kembali
Sewaktu Ibrahim
telah bertekad memerangi perilaku syirik dan penyembahan berhala, ia masih
ingin meneguhkan keimanan terlebih dahulu sehingga dapat menenteramkan kalbu.
Maka Ibrahim memohon kepada Allah, agar diperlihatkan kepada dirinya tentang
cara Allah menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.
"...dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepada
diriku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman,
"Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab, "Aku telah meyakininya,
akan tetapi agar hatiku tetap mantap." Allah berfirman, "Ambillah
empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Lalu letakkan di atas
tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggilah
mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera, dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Al-Baqarah 2:260.
Diselamatkan
ketika berada di Perapian
Sebagian ulama
salaf menyebutkan bahwa ketika Jibril menampakkan diri kepada Ibrahim di udara,
ia bertanya kepada Ibrahim apakah Ibrahim memerlukan bantuan, kemudian Ibrahim
menjawab tidak perlu bantuan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Sa'id bin
Jubair bahwasanya Malaikat Ar-Ra'd (malaikat pengatur awan dan hujan)
mengatakan: "Kapan saja aku diperintah, maka aku akan menurunkan
hujan" namun Firman Allah hadir lebih cepat,
"Kami
berfirman, "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim."
Al-Anbiya' 21:69.
Ka'ab al-Ahbar
meriwayatkan, "Saat itu seluruh penduduk bumi tidak bisa menyalakan api,
sedangkan Ibrahim tidak terbakar sedikitpun selain tali yang mengikat
dirinya." Sedangkan menurut As-Suddiy, "Saat itu Ibrahim didampingi
oleh Malaikat Azh-Zhil (malaikat pemberi naungan), sehingga sewaktu Ibrahim
berada di kobaran api, sebenarnya ia berada di taman hijau. Orang-orang
melihatnya namun tidak mampu memahami keadaan itu dan ia pun tidak keluar untuk
menemui mereka." Ibnu Majah meriwayatkan bahwa ketika Ibrahim dilempar ke
dalam kobaran api besar; semua hewan di muka bumi berusaha memadamkan api
tersebut, kecuali tokek yang berusaha membuat api membesar.
Pasir
berubah menjadi makanan
Abdur Razzaq meriwayatkan
bahwasanya ketika Namrudz memiliki banyak persediaan makanan, terdapat
orang-orang yang hadir untuk memperoleh kebutuhan makanan, termasuk Ibrahim
yang turut hadir. Menurut kitab "Qashash al-Anbiyaa", pada
sebuah hari ketika persediaan makanan telah habis, Ibrahim mengambil gundukan
pasir, yang kemudian berubah menjadi bahan makanan tatkala ia sampai di rumah.
Kisah Kelahiran dan masa muda
Pada 2295 SM.
Kerajaan Babilonia waktu itu diperintah oleh Namrudz, seorang raja bengis
yang berkuasa secara absolut dan zalim. Kerajaan itu mendapat pertanda langka
pada bintang-bintang bahwa akan ada seorang anak laki-laki perkasa lahir dan
keturunannya akan memenuhi seisi bumi, dengan salah seorang keturunannya akan
membunuh Namrudz. Ketakutan terhadap kabar ini, maka ada perintah keji supaya
bayi laki-laki itu harus dibunuh. Pada waktu yang hampir bersamaan, Azar
merasakan kebahagiaan sekaligus kekhawatiran karena ia mendengar kabar bahwa
istrinya sedang mengandung seorang anak, beberapa waktu setelah ia dinobatkan
sebagai panglima kerajaan sehingga Azar diperintah Namrudz supaya kelak
menyerahkan bayinya itu. Kemudian kedua putra Azar, yakni Nahor dan Haran,
memberi pendapat tentang persoalan ini. Haran, sebagai seorang ahli nujum serta
memiliki ilmu nubuat, berpendapat bahwa sang ayah dapat menyerahkan anak itu
kepada raja, sebab Haran meyakini bahwa belum ada pertanda di langit yang
gagal; sekalipun harus diserahkan ke pedang atau perapian, Haran percaya akan
ada keajaiban yang membuat anak itu tetap hidup. Sementara itu, Nahor memberi
saran supaya sang ibu meninggalkan Babilonia untuk sementara waktu, sehingga
sang ayah dapat menyerahkan bayi lain sebagai ganti bayinya. Azar menerima saran
Nahor supaya meninggalkan Babilonia.
Ketika telah
menempatkan istrinya bersama seorang bidan supaya berlindung di sebuah gua
sampai hari bersalin; Azar mengambil seorang bayi dari seorang hambanya untuk
diserahkan ke Namrudz. Ketika penyembelihan bayi dilakukan, Namrudz bergembira
sebab ia menyangka ancaman bagi kerajaannya telah lenyap. Sementara itu, ketika
istri Azar telah mengalami persalinan, ia bersama seorang bidan merawat bayi
yang dinamai Ibrahim. Setelah beberapa waktu, Ibrahim masih ditempatkan di
dalam gua tersebut supaya menghindari kecurigaan Namrudz. Kemudian Ibu kandung
Ibrahim bersama seorang bidan harus beranjak pergi dalam keadaan berat hati,
sehingga sang ibu menangis seraya berdoa: "Semoga Sang Pelindung selalu
menyertaimu, wahai anakku....." maka Allah mengutus malaikat Jibril supaya
hadir dan merawat Ibrahim.
Haran masih
mempercayai pertanda di langit bahwa adiknya masih selamat, sehingga Haran
pergi mendatangi gua yang telah digunakan sebagai tempat perlindungan. Haran
takjub ketika mendapati adiknya, yakni Ibrahim, telah menjadi seorang anak
laki-laki yang dapat berbicara. Haran mengajak Ibrahim pulang ke negeri
Babilonia, namun Ibrahim sempat menolak seraya menyatakan bahwa ia tidak
mempunyai rumah karena ia mengaku telah tersesat di sebuah tempat yang tidak ia
kenal. Pada akhirnya Haran berhasil membawa Ibrahim ke rumah sang ayah di Babilonia.
Ketika Haran mempertemukan Ibrahim, sang ayah tidak percaya bahwa anak yang
diajak Haran merupakan bayi yang telah ditinggalkan di gua. Ketika Ibrahim
ditanyai tentang siapa yang selama ini memberinya makan, ia menjawab bahwa Yang
Maha Pemberi yang menyediakan makanan untuknya, lalu ia kembali ditanya tentang
siapa yang merawatnya saat sakit, ia menjawab bahwa Yang Maha Menyembuhkan yang
melakukannya, kemudian ketika ditanya tentang siapa yang memberitahunya tentang
jawaban-jawaban ini, Ibrahim menjawab bahwa Yang Maha Mengetahui yang
mengajarinya. Maka Azar, ayah kandung Ibrahim, merasa heran dan takjub terhadap
Ibrahim. Untuk menghindari kecurigaan Namrudz, Ibrahim diasuh di rumah Haran
yang berada di luar wilayah Babilonia. Di sana Ibrahim dibesarkan bersama
anak-anak Haran yaitu Luth , Sarah dan Milka.
Mencari
Tuhan yang sebenarnya
Ketika Ibrahim
telah beranjak dewasa, ia merasa kehilangan sosok yang sebelumnya memberi makan
dan perlindungan untuk dirinya, terlebih ia telah mendapati banyak orang yang
merupakan para penyembah berhala tetapi Ibrahim mengingkari anggapan bahwa
patung berhala adalah dewa; sehingga Ibrahim berniat untuk mencari Tuhan yang
sesungguhnya. Maka Ibrahim memilih untuk berpindah ke rumah nabi Nuh selama
beberapa waktu. Beberapa waktu kemudian, Ibrahim memutuskan pergi sebab ia
belum mendapat jawaban yang memuasakan dalam pencariannya; walau demikian,
Ibrahim pulang sambil memperoleh berbagai ilmu maupun risalah berharga dari
nabi Nuh. Tatkala Ibrahim kembali ke rumah Azar, ayah kandungnya, ia sering
mendapati sang ayah sedang membuat patung-patung serta meletakkan makanan di
depan patung-patung itu sehingga menyebabkan Ibrahim bertanya-tanya tentang
perilaku sang ayah. Mendapati jawaban bahwa sang ayah menyembah patung lantaran
tradisi leluhur, Ibrahim mempertanyakan tradisi ini namun sang ayah membiarkan
Ibrahim. Pada zaman Ibrahim, sebagian besar orang di Mesopotamia beragama
politeisme, yakni sebuah tradisi penyembahan kepada lebih dari satu sembahan,
baik sembahan-sembahan yang dianggap berada di muka bumi maupun
sembahan-sembahan yang dianggap berada di langit, dan orang-orang tersebut
membuat berbagai patung sebagai perlambangan sembahan-sembahan itu. Nahor
menyatakan bahwa di langit ada berbagai sembahan, namun Ibrahim merasa perlu
membuktikan ucapan ini.
Terdapat
beberapa ayat yang menjelaskan sebagian kisah tentang pencarian Ibrahim
mengenai Tuhannya:
Ketika malam
telah gelap, ia melihat sebuah bintang (lalu) ia berkata: "Inilah
Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam ia berkata: "aku tidak
suka kepada yang tenggelam."
Kemudian
tatkala ia melihat bulan terbit ia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi
setelah bulan itu terbenam, ia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak
memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat."
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, ia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, ia berkata: "Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan."
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, ia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, ia berkata: "Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan."
Al-An'am 6:76-78.
Inilah daya
logika yang Allah karuniakan untuk nabi Ibrahim sehingga ia menolak agama
penyembahan langit yang sedang dipercayai kaumnya. Ibrahim pun menyadari bahwa
Yang Mengendalikan bulan, bintang, matahari, siang dan malam; juga Yang
Menciptakan seluruh makhluk di bumi adalah Tuhan yang sebenarnya.
Berdakwah
kepada ayah kandungnya
Ibrahim
menganggap bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah
kepada orang lain ialah terlebih dahulu menyadarkan Azar, ayah kandungnya,
sebagai orang yang terdekat kepadanya, juga sebagai peringatan untuk sang ayah
bahwa tindakan menyembah berhala-berhala merupakan perbuatan sesat yang setara
dengan kemusyrikan. Selain itu, Ibrahim menganggap bahwa sikap berbakti kepada
sang ayah mewajibkan dirinya untuk memberi penerangan supaya menyingkirkan
kepercayaan sesat, sehingga sang ayah mengikutinya dalam beriman kepada ALLAH,
Yang Maha Kuasa.
Dengan sikap
yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tua
serta melalui ucapan yang halus, Ibrahim datang kepada ayahnya menyampaikan
bahwa Allah telah mengutus ia sebagai nabi dan rasul , serta telah
diilhamkan dengan ilmu dan risalah yang tidak dimiliki oleh sang ayah. Ibrahim
mulai berbicara secara lemah lembut kepada ayahnya, kemudian bertanya apakah
gerangan yang menjadi penyebab untuk menyembah berhala sebagaimana yang
diperbuat kaumnya, walaupun berhala-berhala itu tidak dapat mengaruniakan nasib
baik untuk para penyembahnya, tidak pula dapat mencegah nasib buruk.
Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan berhala merupakan semata-mata
ajaran setan yang memang menjadi musuh umat manusia sejak Adam diturunkan ke
bumi. Ia mengajak kepada ayahnya supaya merenungkan dan memikirkan nasihat
beserta seruan untuk meninggalkan berhala-berhala, supaya sang ayah menyembah
Allah yang telah menciptakan umat manusia beserta semua makhluk hidup lain,
juga yang mengaruniakan untuk mereka, rezeki beserta kenikmatan hidup, serta
yang telah mempercayakan bumi beserta segala isinya kepada umat manusia.
Peringatan
terhadap para penyembah berhala
Semasa remaja,
Ibrahim masih sering bertanya kepada sang ayah tentang Tuhan yang sesungguhnya.
Walau demikian, ayahnya tetap tak menghiraukan Ibrahim. Sampai suatu ketika
Ibrahim bertanya: "Terbuat dari apakah patung-patung ini?" maka
ayahnya menunjukkan kayu sebagai bahan. Ibrahim pun mempertanyakan:
"Patutkah kayu disebut sebagai sembahan? benda mati yang hangus lenyap di
perapian?" untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan lain, Azar menyuruh
Ibrahim menjual patung-patung. Tetapi didasari iman dan tauhid yang telah Allah
ilhamkan, Ibrahim menyadari kesia-siaan patung berhala sehingga ia justru
berdakwah kepada banyak orang tentang betapa tak berdaya patung buatan ayahnya:
"Siapakah yang mau membeli patung-patung diam dan tidak berguna ini?"
melalui berbagai cara, Ibrahim berusaha menyadarkan tentang kesia-siaan patung
berhala, juga Ibrahim berupaya menyebarkan dakwah tentang Tuhan yang
sesungguhnya.
Sewaktu
mendapati Azar, ayah kandungnya, tetap tidak mau meninggalkan penyembahan
patung berhala kayu, Ibrahim merasa sedih dan ingin menyadarkan sang ayah
tentang kekeliruan ini. Ibrahim berusaha memperingatkan secara berulang-ulang,
hingga Ibrahim menyatakan: "Sekiranya kayu memang sembahan, bukankah api
dapat menghanguskan kayu? sekalipun api dianggap sebagai sembahan, maka air
dapat memadamkan dan melenyapkan api; meskipun air dianggap sebagai sembahan,
maka air akan lenyap diserap oleh tanah; sekalipun tanah dianggap sebagai
sembahan, maka matahari mengeringkan tanah dan menjadikannya tandus; sekalipun
matahari bersinar terang, tidaklah itu patut dianggap sebagai sembahan sebab
matahari akan kehilangan cahaya karena awan yang bergumpal-gumpal dan lenyap
dalam kegelapan malam lalu tergantikan sinar bulan dan bintang-bintang;
Awan-awan ataupun malam tidaklah patut dianggap sebagai sembahan; apakah sembahan
hanya hadir dalam waktu tertentu dan menghilang dalam waktu tertentu pula,
sementara umat manusia beserta segala makhluk di bumi selalu hidup dan hadir
setiap waktu? Bukankah Yang telah Menciptakan langit dan bumi beserta segala
hal yang berada antara keduanya merupakan Tuhan yang sesungguhnya? kiranya kamu
mau merenungkan."
Ibrahim berseru
kepada kaumnya: "Apapun yang kalian sembah itu adalah segala yang kubenci
selain Tuhannya alam semesta, Dialah yang menciptakan diriku dan membimbing
diriku ,sebab Dialah yang menciptakan sesuatu berdasar TujuanNya dan
KehendakNya, Dialah yang menghadirkan kebenaran kepadaku melalui pendengaranku,
sebab semula aku hanya ciptaan yang bahkan tidak mengenali diri sendiri, Dialah
yang menampakkan cahaya yang menerangi supaya aku mengetahui jalan yang harus
kutempuh karena aku hanyalah ciptaan yang tersesat di antara bumiNya dan
langitNya, Dialah yang selalu hadir untukku sebab Dialah yang menyediakan
segala hal untuk kumakan dan kuminum, Dialah yang menghidupkan orang yang mati
untuk Dia dan yang mematikan orang yang hidup tanpa Dia. Aku sendiri tidak
mengetahui untuk apa aku dihidupkan maka tiada tugas bagiku di dunia selain
melaksanakan apapun yang diperintahkan oleh Sang Pencipta yang menghidupkan
diriku, dan aku pun bersedia mati, sekiranya Dia pula yang menghendaki hal
tersebut. Lalu patutkah aku bersujud memuja benda-benda yang kalian serukan itu
daripada menyembah Tuhan yang menghidupkan seluruh makhluk di bumi?"
Dengan cara demikian, Ibrahim berusaha untuk menyadarkan kaumnya; walau mereka
mengabaikan berbagai seruan Ibrahim; bahkan mereka tetap berkeras meneruskan
penyembahan berhala.
Sewaktu telah
memperoleh berbagai risalah Allah, Ibrahim tetap bertekun dalam menyampaikan
berbagai dakwah menentang tindakan penyembahan berhala yang berlangsung di
tengah-tengah kaumnya; hingga ketika Ibrahim menyadarkan ayah kandungnya
beserta kaumnya, tentang kesesatan penyembahan berhala:
"...dan
(ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Azar, "Patutkah
kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat
kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."
Al-An'am 6:74.
Perlawanan
menghadapi kaum penyembah berhala
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Ikonoklasme
Sewaktu Ibrahim
telah menyadarkan kesesatan berbagai jenis penyembahan berhala, juga berbagai
dakwahnya telah tersebar ke berbagai negeri; Namrudz, yang telah mendakwakan
diri sebagai raja di muka bumi, memerintahkan seluruh rakyatnya datang membawa
banyak batu dan patung untuk mendirikan sebuah tugu menjulang tinggi di
Babilonia sebagai tempat berhala khusus sehingga seluruh orang di negeri itu
diajak bersatu sebagai sebuah kaum penyembah patung berhala agar orang-orang
tersebut menganggap segala jenis ibadah yang tidak menyembah patung berhala
sebagai ibadah menyimpang. Ketika mendapati berbagai patung berhala dijadikan
sebagai sembahan, maka Ibrahim bertekad untuk Allah, sewaktu berjihad
meremukkan berbagai patung berhala sebagai bentuk perlawanan terhadap kesesatan
serta kebodohan di tengah-tengah kaumnya, serta membuktikan bahwa patung
batu hanyalah benda mati yang tidak dapat bertindak apapun untuk para
penyembahnya. Ibrahim datang untuk meruntuhkan segala patung batu yang
berada di Babilonia terkecuali sebuah patung terbesar yang dianggap sebagai
sembahan paling hebat bagi kaumnya.
Mendapati
terdapat batu-batu yang remuk beserta puing reruntuhan di tempat berhala
mereka, para penyembah berhala merasa marah, kemudian mereka hendak menghukum
orang yang melakukan tindakan ini. Ibrahim; yang dikenal berani menentang
penyembahan berhala, dipanggil untuk dihakimi. Mereka bertanya: "Apakah
kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap sembahan-sembahan kami, wahai
Ibrahim?" ia menjawab: "Sebenarnya patung terbesar itulah yang
melakukan hal ini, cobalah tanyakan kepada benda itu jika memang dapat berbicara."
mereka pun mulai tersadar, lalu ia mengatakan: "Sesungguhnya kalian memang
orang-orang yang zalim" lalu dengan kepala tertunduk, mereka berkata:
"Sesungguhnya kamu telah menyadari bahwa berhala-berhala itu memang tidak
dapat berbicara." ia berkata: "Lalu mengapakah kalian menyembah
kepada yang selain Allah, kalian menyembah berbagai sembahan yang tidak sedikit
pun dapat mengaruniakan manfaat, tidak pula menimpakan nasib buruk untuk
kalian? sekiranya kalian tidak menghentikan tindakan semacam ini, tentulah
Tuhanku kelak membakar kalian di Neraka."
Perapian
Babilonia
Mendengar
pernyataan bahwa kelak para penyembah berhala akan dibakar di Neraka; mereka
tidak serta merta menyerah dan mengakui dosa, justru mereka beranggapan bahwa
ia hendak membakar seluruh orang yang telah menyembah berhala. Sebagai hukuman
atas tindakan terhadap patung-patung berhala maupun pernyataan ini, mereka
hendak membunuh dan membakarnya. Para penyembah berhala itu beramai-ramai
mengumpulkan banyak kayu bakar untuk sebuah perapian besar. Kemudian Namrudz, orang
yang telah mengajak seluruh penduduk negeri agar menyembah berhala, menyatakan
secara angkuh: "Hal ini akan menjadi bukti, siapa raja dan dewa di muka
bumi ini, serta siapa yang manusia biasa, kalian akan menyaksikan pada hari ini
bahwa orang itu dilenyapkan di perapian akibat berani menyatakan bahwa kelak
Tuhannya membakar kaum kita; maka biarlah Tuhannya yang menyelamatkan orang
itu, sementara akulah dewa yang menyelamatkan kalian, bukan orang itu!"
Terdapat banyak
orang dari berbagai negeri yang hadir untuk menyaksikan peristiwa ini, bahwa
sebagian besar dari mereka percaya kepada Namrudz. Di tengah-tengah kerumunan,
terdapat kakak Ibrahim, Haran, yang turut dihadirkan karena selama ini telah
menyembunyikan Ibrahim dan tidak menyerahkan kepada Namrudz. Ketika Haran
ditanya mengapa ia tidak menuruti perintah Namrudz, ia menjawab: "Bukankah
aku pernah mengatakan bahwa apapun yang kalian lakukan, kalian takkan bisa
mengubah segala yang tertulis di langit, sebab kalian sendiri tidak sanggup
mengubah langit dan bukanlah kalian yang berkuasa di langit maupun di
bumi" kemudian mereka menjawab: "Memang ucapan itu terbukti sampai
saat ini, namun lihatlah setelah Ibrahim jatuh ke perapian itu, apakah ucapanmu
itu masih tetap berlaku" mereka pun bertanya: "Apakah kamu percaya
kepada Tuhannya Ibrahim?" Haran merasakan keraguan dalam benaknya, sebab
di malam sebelumnya ia mendapati pertanda di langit bahwa akan ada orang yang
terbakar hebat oleh perapian, sehingga Haran menganggap bahwa adiknya takkan
selamat dari perapian. Haran menjawab: "Seandainya Ibrahim tidak selamat
dari perapian tentulah aku akan pergi dan meninggalkan kalian sejauh mungkin
bersama aib ini; akan tetapi jika melalui keajaiban dahsyat sehingga Ibrahim
berhasil selamat maka aku akan datang dan memeluknya."
Ketika Ibrahim
hendak dilempar ke perapian, sesosok malaikat hadir untuk menawarkan pembebasan
untuk Ibrahim supaya dapat melarikan diri menghadapi hukuman kaumnya, namun
Ibrahim berkata: "Cukuplah Yang Maha Melindungi yang memberi keselamatan
kepada diriku, sebab selama ini Dialah yang melindungi nyawaku terhadap Maut
bahwasanya segala penyelamatan hanya berasal dari Dia; sekalipun aku harus
mati, maka aku bersedia jika hal itu yang Dia kehendaki" lalu malaikat
tersebut beranjak pergi. Allah turut bersaksi dengan para malaikat ketika
mendapati bahwa banyak manusia di muka bumi pada zaman itu memiliki satu
pemikiran dari satu sudut pandang terhadap peristiwa perapian ini, maka Allah
hendak melaksanakan ketetapan kepada pikiran orang-orang tersebut dengan
menampakkan berbagai hal berbeda dalam penglihatan mereka; yang kemudian satu
umat dan satu bangsa di bumi menjadi berbagai bangsa yang memiliki pendirian
dan pola pikir yang berbeda. Tatkala Ibrahim melompat ke perapian yang membara,
seketika Allah berfirman kepada perapian supaya menjadi keselamatan terhadap
Ibrahim, maka api dari Allah hadir untuk melindungi Ibrahim supaya dapat
berjalan dalam keadaan selamat dari tengah-tengah perapian.
Mendapati
Ibrahim selamat dari tengah-tengah perapian yang membara, seketika itu pula
Haran bergegas mendekat untuk memeluknya; akan tetapi Haran seketika mati
disambar oleh kobaran api, sebab Haran tanpa memiliki keimanan sewaktu mendekat
kepada api yang dihadirkan Allah supaya menjadi keselamatan untuk orang yang
bersungguh-sungguh mengimani Allah, yakni Ibrahim. Pada saat semacam ini,
muncul banyak pandangan dalam pengamatan orang-orang yang menyaksikan, sehingga
mereka menyatakan tentang kepercayaan masing-masing akibat munculnya berbagai
pendapat berbeda terhadap kejadian ini. Orang-orang yang saling bersepakat
tentang pandangan serupa; kemudian membentuk sebuah kelompok tersendiri untuk
membantah serta berselisih dengan pihak yang berseberangan pandangan;
disebabkan mereka saling berkeras pada pendapat masing-masing dan mereka
mendengki untuk menerima kebenaran dari pihak lain, termasuk untuk
menerima kebenaran bahwa Allah yang telah menyelamatkan Ibrahim sewaktu
menghadapi perapian. Sebagian besar orang berpegang pada pendapat masing-masing
serta tidak mengakui satu sama lain bahkan mereka enggan mengakui Allah.
Walaupun orang-orang tersebut mengakui kebenaran ajaran Ibrahim di dalam hati,
mereka memiliki kedengkian serta tidak mau menanggung rasa malu. Sejak saat
itulah terdapat banyak kelompok orang yang saling menjauh berpencar dari tempat
perapian ini, kemudian mengada-adakan bahasa dan budaya serta bentuk
kepercayaan yang dianggap oleh masing-masing sebagai hal paling benar. Kemudian
terdapat tujuh puluh bahasa di muka bumi. Di antara banyak manusia yang
menghendaki hawa nafsu serta kepercayaan masing-masing, Ibrahim
maju seraya menyatakan bahwa ia hanya beriman kepada Allah; juga ia hanya
berserah diri kepada Kehendak Allah. Maka Allah memilih Ibrahim dari
tengah-tengah umat manusia sebagai manusia pilihan Allah, sehingga Allah
memberkati Ibrahim beserta golongan yang mengikuti pribadi Ibrahim. Setelah
itu, Ibrahim mengatakan kepada orang-orang yang saling berselisih:
"Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah, hanyalah
didasari rasa tentram dan kasih sayang bagi kalian sendiri dalam kehidupan
dunia ini. Kelak pada Hari Kiamat, sebagian kalian mengingkari sebagian lain
dan sebagian kalian mengutuk sebagian lain, dan tempat kembali kalian memang
Neraka dan takkan ada satupun yang membela kalian.
Perdebatan
dengan Namrudz dan hijrah dari tanah leluhur
Setelah
memahami bahwa Allah yang telah menyelamatkan Ibrahim sewaktu menghadapi
perapian yang membara, Namrudz beserta para pengikutnya merasa dipermalukan
serta merasa takut bahwa akan ada lebih banyak orang yang percaya kepada
Ibrahim dibanding kepada kerajaannya. Akibat telah mendakwakan diri secara
angkuh sebagai raja dan dewa atas umat manusia maka Namrudz enggan mengakui
mu'jizat Ilahi pada diri Ibrahim. Kemudian Namrudz berupaya mengalahkan Ibrahim
dengan memberi pertanyaan sebagai tantangan: “Kami sadari bahwa kamu memang
tetap hidup dari tengah-tengah perapian tetapi kamu tidak menghadirkan
sembahanmu di hadapan kami, maka kami takkan percaya kepadamu” Ibrahim
mengatakan: "Tuhankulah Yang Menghidupkan maupun Yang Mematikan siapa yang
Dia kehendaki, sebab Dialah Yang Maha Kuasa atas segala hal yang berada di
langit maupun di bumi." Seketika Namrudz memanggil dua orang budak lalu
Namrudz membunuh salah seorang budak serta membiarkan seorang yang lain tetap
hidup, Namrudz semakin menyombongkan diri: "Aku pun memiliki kuasa di bumi
terhadap orang-orang itu sebab akulah raja, dan aku pun dewa yang sanggup
menghidupkan maupun mematikan; maka aku bertaruh dengan seluruh budak yang
kumiliki bahwa kamu takkan bisa menunjukkan bukti-bukti tentang Tuhanmu itu
kepada diriku" Ibrahim berkata: "Sekalipun kamu memberi seisi bumi
kepadaku, ketahuilah bahwa segala yang ada di bumi beserta yang ada di langit
adalah Milik Allah. Maka lihatlah ke arah matahari yang terbit itu,
sesungguhnya Allah adalah Yang Menerbitkan Matahari dari arah timur, jika
memang terdapat kuasa pada dirimu terhadap matahari maka terbitkanlah matahari
dari arah barat," seketika Namrudz tertegun dan menjadi bisu di hadapan
Ibrahim, lalu banyak orang yang meninggalkan dan memisahkan diri dari
kepemimpinan Namrudz sehingga orang-orang tersebut mendirikan kekuasaan mereka
sendiri.
Dengan diiringi
banyak pengikut, Ibrahim meninggalkan Babilonia sewaktu Azar memanggil
anak-anaknya supaya hadir di rumah Haran untuk pembagian warisan. Kedua anak
perempuan Haran masing-masing dijadikan istri untuk dua saudaranya, Ibrahim dan
Nahor, sedangkan anak laki-laki Haran, Luth, memilih ikut bersama Ibrahim;
selain karena keberadaan Ibrahim yang pernah tinggal di rumah Haran, Luth juga
telah memiliki keimanan terhadap ajaran Ibrahim. Ibrahim sempat mengajak
ayah kandungnya supaya meninggalkan penyembahan berhala supaya berangkat
bersamanya dalam mengikut kepada Allah. Namun, sang ayah telah merasa lelah
terhadap seruan-seruan semacam ini, kemudian menghendaki Ibrahim pergi
meninggalkannya untuk waktu yang lama. Meskipun demikian, Ibrahim masih sempat
berdoa memohonkan pengampunan untuk ayahnya sebagai janji dan wujud anak yang
berbakti terhadap orang tua. Akan tetapi terdapat peringatan Allah yang
menyadarkan nabi Ibrahim supaya tidak lagi memohonkan pengampunan untuk
ayahnya, sebab ayahnya merupakan orang yang menolak serta memusuhi penyembahan
kepada Allah
Ibrahim bersama
Sarah , Luth , serta para pengikutnya meninggalkan rumah Haran untuk
berangkat ke manapun yang Allah perintahkan. Oleh karena Ibrahim telah
beriman, berjihad dan berhijrah untuk Allah, maka Allah
memberkati Ibrahim; juga Allah berjanji akan menghadiahi Ibrahim beserta
keturunannya maupun kaum pengikutnya berupa pewarisan "sebuah negeri yang
diberkahi atas alam semesta.Perjanjian Ilahi untuk Ibrahim tersebut kelak
diwariskan kepada Ishaq, yang kemudian diterima Ya'qub, lalu beralih kepada dua
belas putra Ya'qub hingga sampai kepada umat Bani Israil. Selain itu,
Perjanjian langka ini berisi karunia ganda berupa anugerah istimewa di dunia
beserta karunia surga di Akhirat
Tatkala menjadi
pendatang di negeri Mesir, Ibrahim disambut sebagai tamu kehormatan yang diberi
berbagai pemberian, sebab Sarah hendak dijadikan istri oleh raja Mesir;
lantaran Ibrahim telah memperkenalkan Sarah, yang berparas sangat cantik,
sebagai saudaranya sendiri agar Ibrahim tidak mendapat celaka di negeri Mesir.
Semenjak tinggal di rumah Haran, Ibrahim telah menganggap anak perempuan
kakaknya ini sebagai saudaranya sendiri, serta sebagai saudara dalam keimanan.
Allah menimpakan kemalangan dan azab kepada raja Mesir tatkala hendak mengambil
Sarah ke istana Mesir, sehingga raja Mesir dihalangi untuk menjadikan Sarah
sebagai istri. Sewaktu raja Mesir tersadar bahwa azab telah ditimpakan akibat
Sarah yang merupakan istri Ibrahim, maka raja Mesir merasa bersalah karena
hendak menikahi wanita yang telah bersuami dan ia merasa takut terhadap nabi Ibrahim.
Sebagai tanda permintaan maaf, raja Mesir memberi banyak hadiah kepada Ibrahim
juga sebuah tanah milik di Mesir agar Ibrahim tetap tinggal di Mesir. Bahkan
anak perempuan raja Mesir; yakni Hajar, telah diserahkan sebagai budak kepada
Sarah untuk penebus kesalahan yang hendak diperbuat raja Mesir.
Tamu
Ibrahim
Walaupun
mendapat ajakan untuk menetap di Mesir; atas keimanannya, Ibrahim tetap pergi
menuju negeri yang Allah wariskan untuknya, yang membuktikan bahwa Ibrahim
lebih menaruh kepercayaan terhadap janji Allah dibanding terhadap janji
manusia. Sewaktu meninggalkan negeri Mesir pula, Ibrahim melepas kepergian
rombongan nabi Luth yang pergi ke negeri Sadum. Selama menetap di negeri
Palestina, Ibrahim menjadi sosok yang terhormat dan dikenal luas di berbagai
negeri oleh karena Ibrahim berlaku dermawan terhadap penduduk Kana’an maupun
orang-orang asing.
Sekalipun Allah
telah berjanji bahwa seluruh negeri itu diwariskan untuk dirinya maupun kaum
keturunannya sebagai tanah milik, Ibrahim tidak mengusir ataupun menyingkirkan
penduduk yang tinggal di sekitar wilayahnya, karena Ibrahim mengaku bahwa
dirinya hanyalah pendatang di bumi yang diterima secara baik oleh Allah,
sehingga Ibrahim hendak berbuat baik pula kepada banyak orang sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepada dirinya. Ibrahim menjadi sosok yang sangat ramah
menyambut para pendatang maupun para pengembara yang singgah di rumahnya. Ibrahim
juga mengenalkan ajaran iman kepada Allah, sewaktu ia menerima para
tamu dari berbagai negeri.
Allah tidak
memerintahkan Ibrahim untuk menguasai negeri Palestina karena sosoknya yang
memiliki kesetiaan sejati kepada Allah, disertai keimanan diri yang kuat;
sehingga ia mampu mempengaruhi kaum penduduk negeri itu dengan tidak sedikitpun
mengalami pelemahan iman akibat hidup di tengah-tengah mereka. Allah memilih
kaum keluarga Ibrahim supaya menerima karunia istimewa di antara umat manusia
di muka bumi; sebagaimana Allah telah berjanji kepada Ibrahim bahwa ia beserta
golongan pengikutnya akan memperoleh berkat beserta karunia yang berkenan di
dunia beserta anugerah yang kekal di negeri Akhirat; yakni upah terbaik untuk
hamba-hamba Allah. Sewaktu penduduk di negeri itu hendak mengangkat Ibrahim
sebagai seorang raja di tengah-tengah mereka; ia menolak keinginan mereka
seraya menyatakan bahwa hanya ada satu Raja di langit maupun di bumi, yakni
Allah. Kebijaksanaan serta kesalehan nabi Ibrahim membuat bangsa Kana'an merasa
segan untuk berbuat dosa sebab mereka menyadari kekuatan iman beserta kasih
setia nabi Ibrahim kepada Allah.
Sewaktu Ibrahim
memikirkan tentang keadaan generasi pewarisnya, ia berdoa kiranya Allah
mengaruniakan seorang putra yang termasuk golongan saleh, maka Allah
berjanji akan mengaruniakan seorang putra sebagai pewaris Ibrahim. Beberapa
waktu kemudian, Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar supaya memperoleh
anak. Setelah dianugerahi seorang putra melalui Hajar, yakni Ismail,
Ibrahim menerima perintah sunat sebagai jaminan bahwa ia akan
memperoleh keturunan melalui Sarah. Beberapa waktu setelah bersunat, Ibrahim
menerima kunjungan para tamu istimewa yakni tiga malaikat berwujud tiga
laki-laki, akan tetapi wujud ketiga malaikat ini berbeda dengan rupa manusia
yang selama ini ditemui Ibrahim, ia pun merasa asing, kemudian ia bersegera
mempersiapkan jamuan khusus untuk ketiganya. Ibrahim menghidangkan daging anak
sapi panggang kepada mereka, namun Ibrahim merasa heran terhadap sikap
ketiganya yang tidak memakan hidangan tersebut. Kemudian para malaikat ini
menenangkan ia serta menyampaikan kabar gembira kepada Ibrahim bahwa Ishaq akan
lahir untuknya, dan Ya’qub akan disebut sebagai penerus Ishaq. Ibrahim
takjub mendengar kabar gembira ini, namun ia menyatakan tetap yakin terhadap
janji Allah. Sementara itu Sarah tertawa dan merasa heran sewaktu mendengar hal
ini karena menganggap lucu bagi seorang wanita yang telah berumur tua untuk
menimang seorang bayi.
Ketika salah
satu malaikat menyampaikan kabar bahwa ada bencana dahsyat yang segera menimpa
kaum Luth; Ibrahim yang menaruh belas kasihan terhadap kehidupan banyak orang,
menahan malaikat ini beranjak dari rumahnya seraya memohonkan supaya Allah
memberi kesempatan bertobat untuk orang-orang berdosa itu sebelum ditumpas. Malaikat
tersebut menjawab bahwa keputusan ini telah mutlak bagi Allah; sebab Allah
telah mengutus Luth supaya memperingatkan orang-orang berdosa itu , namun
orang-orang itu tidak mengubah perilaku keji mereka sehingga Luth berseru-seru
memohon pertolongan kepada Allah. Kemudian Ibrahim memohonkan keselamatan untuk
Luth beserta orang-orang yang beriman supaya diluputkan ketika azab terjadi.
Hal ini dikabulkan untuk seluruh keluarga Luth, terkecuali istri Luth.
Setelah Ishaq
lahir, Ibrahim sangat menyayangi dan mengistimewakan Ishaq, putra yang telah
lama Allah janjikan sebagai pewarisnya. Sarah menyarankan supaya Ishaq tidak berada
dekat dengan Ismail, maka Ibrahim memutuskan agar keduanya tinggal terpisah
dengan Ishaq supaya kelak tidak ada pertengkaran antara kedua putra Ibrahim;
terlebih Allah telah menyatakan jauh sebelum Ismail dilahirkan bahwasanya Ishaq
telah tertulis sebagai penerus dan pewaris Ibrahim.
Ibadah
Qurban
Ketika seorang
putra Ibrahim telah mencapai usia dewasa, Allah hendak menguji kesetiaan
Ibrahim terhadap perintah-perintahNya melalui sebuah mimpi tentang
penyembelihan anak. Keimanan Ibrahim, yang telah berhasil menghadapi
ujian-ujian sebelumnya, sama sekali tidak berubah sewaktu menerima perintah
ini. Ibrahim mengajak putranya berangkat untuk melaksanakan perintah Allah, ia
tidak sedikitpun mengeluh ataupun memohon keringanan dari Allah tentang
perintah ini melainkan ia melaksanakan sebagaimana yang Allah perintahkan.
Ketika Ibrahim membaringkan putranya untuk melaksanakan perintah Allah,
terlebih dahulu ia meminta tanggapan dan persetujuan dari sang putra. Ibrahim
berkata: "Wahai putraku, sesungguhnya aku melihat dalam sebuah mimpi bahwa
aku menyembelihmu, maka sampaikanlah apa pendapatmu!" putranya menjawab:
"Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; dengan
perkenan Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala
putranya telah merelakan diri serta Ibrahim telah bersiap mengulurkan tangan
untuk menyembelih putranya, seketika Allah memanggil Ibrahim supaya menahan
tangannya, sebab tindakan ini membuktikan bahwa Ibrahim bersedia melaksanakan
apapun untuk Allah, juga membuktikan wujud seorang hamba yang berbakti serta
seorang sosok yang terpercaya bagi Allah. Kemudian Ibrahim mendapati
seekor sembelihan besar sebagai kurban pengganti putranya. Sumber
Alkitabiah menjelaskan bahwa Ishaq adalah putra Ibrahim yang hendak
dikurbankan. Walau demikian, sebagian besar sumber yang digunakan umat Islam
merujuk kepada Ismail.
Atas pengabdian
sepenuhnya ini, maka Allah memberkahi Ibrahim, serta menyampaikan kabar bahwa
Ishaq merupakan nabi yang termasuk golongan saleh, demikian pula Ya’qub sebagai
penerus, sehingga Allah mengistimewakan ketiga sosok ini dengan buah tutur
serta gelar terbaik di antara umat manusia yang pernah ada. Ibrahim masih
hidup untuk mendidik cucunya, Ya’qub, serta memberkati sang cucu. Sebelum
meninggal dunia, Ibrahim bersyukur kepada Allah, kemudian Ibrahim
mengumpulkan putra-putranya untuk mewariskan agama kepada putra-putranya
beserta kepada Ya’qub.
Doa
Terdapat
doa-doa yang dipanjatkan Ibrahim, salah satunya doa ketika Ibrahim
mendirikan Baitullah, bersama nabi Ismail, yakni doa yang ditujukan untuk nasib
generasi-generasi penerus mereka:
Dan ketika
Ibrahim berdo'a, "Wahai Tuhanku, jadikan negeri ini negeri yang aman
sentosa, dan karuniakan rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman
kepada Allah maupun hari Akhir." Allah berfirman, "Dan kepada orang
yang kafir pun Aku berikan kesenangan hidup yang sementara, kemudian Aku paksa
orang itu menerima malapetaka Neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali,"
dan ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo'a): "Wahai Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Wahai Tuhan kami, jadikan kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau
dan kiranya Engkau tunjukkan kepada kami cara-cara beserta tempat-tempat ibadah kami, dan terimalah taubat kami, sungguh Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Wahai Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Utusan dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
dan ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo'a): "Wahai Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Wahai Tuhan kami, jadikan kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau
dan kiranya Engkau tunjukkan kepada kami cara-cara beserta tempat-tempat ibadah kami, dan terimalah taubat kami, sungguh Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Wahai Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Utusan dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Al-Baqarah 2:126-129.
Dan ketika
Ibrahim berdoa: "Wahai Tuhanku, jadikanlah negeri ini, sebuah negeri yang
aman, dan kiranya hindarkan aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala.
Wahai Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan sebagian besar dari umat manusia, maka barangsiapa yang mengikuti diriku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa yang mendurhakai diriku, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahMu yang dihormati, Wahai Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian umat manusia cenderung kepada mereka dan karuniakan mereka berupa buah-buahan, supaya mereka bersyukur.
Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala yang kami sembunyikan dan segala yang kami nyatakan; dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.
Wahai Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan sebagian besar dari umat manusia, maka barangsiapa yang mengikuti diriku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa yang mendurhakai diriku, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahMu yang dihormati, Wahai Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian umat manusia cenderung kepada mereka dan karuniakan mereka berupa buah-buahan, supaya mereka bersyukur.
Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala yang kami sembunyikan dan segala yang kami nyatakan; dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.
Ibrahim 14:35-38.
Wahai Tuhanku,
jadikan aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, Wahai
Tuhan kami, perkenankan doaku.
Wahai Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang berman pada hari terjadinya hisab.
Wahai Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang berman pada hari terjadinya hisab.
Ibrahim 14:40-41
Teladan
Nabi Ibrahim
merupakan sosok teladan dan panutan utama untuk umat Islam dalam hal keimanan,
pengabdian, dan ketauhidan, kepada Allah nabi Muhammad mendapat
anjuran melalui Firman Allah supaya mengikuti pribadi Ibrahim:
Sesungguhnya
Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan yang patuh kepada
Allah, serta hanif; dan ia bukanlah golongan musyrik
An-Nahl 16:120.
Sesungguhnya
telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan ia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka, "Sesungguhnya
kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah,
kami mengingkari kalian dan telah nyata antara kami dan kalian terdapat
permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kalian beriman kepada
Allah saja." kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya, "Sesungguhnya
aku akan memohonkan ampunan untuk kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun
dari Allah terhadap dirimu."
"Wahai Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.
"Wahai Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.
Wahai Tuhan
kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir.
Dan ampunilah kami Wahai Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana."
Sesungguhnya pada mereka itu ada teladan yang baik untuk kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian. Dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya, Maha Terpuji.
Sesungguhnya pada mereka itu ada teladan yang baik untuk kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian. Dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya, Maha Terpuji.
Al-Mumtahanah 60:4-6.
Dan ketika
Ibrahim menyatakan kepada bapaknya beserta kaumnya: "Sesungguhnya aku
berlepas diri terhadap yang kalian sembah, terkecuali Tuhan Yang Merancang
diriku, Dialah yang menuntun diriku". dan ia menjadikan ini sebagai
pedoman dasar pada penerusnya, supaya mereka kembali.
Az-Zukhruf 43:26-28.
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku telah dituntun oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus,
yaitu agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim bukanlah
golongan musyrik".
Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhannya semesta alam; tiada sekutu terhadap Dia; dan demikian itulah yang diperintahkan kepada diriku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada Allah)".
Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhannya semesta alam; tiada sekutu terhadap Dia; dan demikian itulah yang diperintahkan kepada diriku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada Allah)".
Al-An'am 6:161-163.
Ibadah Haji dan
penyembelihan hewan kurban pada Idul Adha yang dirayakan setiap
tahun, merupakan bentuk penghormatan umat Islam di seluruh dunia terhadap
pengabdian nabi Ibrahim dan nabi Ismail sewaktu mendirikan Baitullah :
Dan (ingatlah),
ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan
mengatakan): "Janganlah kamu mempersekutukan sesuatupun dengan Aku dan
sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang
beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud. Dan berserulah kepada manusia
untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan
kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang
jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka
menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah
telah berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebahagian
daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang
sengsara dan fakir."
Al-Hajj 22:26-30.
Julukan
Khalilullah (خلیل اللہ) adalah julukan
istimewa yang Allah berikan untuk Ibrahim yang bermakna Kesayangan Allah :
Dan siapakah
yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada
Allah, sedang ia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi KesayanganNya.
Nabi Ibrahim
disebut pula sebagai "Bapak Umat Muslim":
Dan berjihadlah
kalian pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih
kalian dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian, agama sebagai suatu
kesempitan. (Ikutilah) agama bapak leluhur kalian; Ibrahim. Dia telah menamai
kalian sebagai golongan muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran)
ini, supaya Rasul itu menjadi saksi terhadap dirimu dan supaya kalian menjadi
saksi terhadap segenap umat manusia, maka dirikan sembahyang, tunaikan zakat
dan berpeganglah kalian pada tali Allah; Dialah Pelindung kalian, maka Dialah
sebaik-baik Pelindung serta sebaik-baik Penolong.
Al-Hajj 22:78.
Shuhuf
Artikel
utama untuk bagian ini adalah : Kitab Allah
Berbagai ajaran
Ibrahim tercantum dalam lembaran-lembaran (shuhuf) Ibrahim yang setara dengan
lembaran-lembaran Musa
Kami akan
membacakan kepadamu maka kamu tidak akan lupa, kecuali kalau Allah menghendaki.
Sesungguhnya Dia mengetahui perkara yang jelas maupun perkara yang samar.
dan Kami akan memberi kamu taufik kepada jalan yang mudah oleh sebab itu berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat, orang-orang yang berhati-hati akan memperoleh pelajaran; sedangkan golongan yang celaka akan menjauhinya yakni golongan yang akan memasuki perapian besar kemudian golongan itu tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.
Betapa beruntung orang yang memurnikan diri dan ia ingat nama Tuhannya lalu ia sembahyang, namun kalian lebih memilih kehidupan duniawi sedang kehidupan Akhirat merupakan yang terbaik serta yang abadi. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Lembaran-Lembaran terdahulu; Lembaran-Lembaran Ibrahim dan Musa.
dan Kami akan memberi kamu taufik kepada jalan yang mudah oleh sebab itu berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat, orang-orang yang berhati-hati akan memperoleh pelajaran; sedangkan golongan yang celaka akan menjauhinya yakni golongan yang akan memasuki perapian besar kemudian golongan itu tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.
Betapa beruntung orang yang memurnikan diri dan ia ingat nama Tuhannya lalu ia sembahyang, namun kalian lebih memilih kehidupan duniawi sedang kehidupan Akhirat merupakan yang terbaik serta yang abadi. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Lembaran-Lembaran terdahulu; Lembaran-Lembaran Ibrahim dan Musa.
Al-A'la 87:6-19.
Referensi
^ Tercantum di Surah An-Nisa:125
"...dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia pun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya."
^ Surah At-Taubah : 114
^ "Muhammad Sang
Nabi" - Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara Detail, karya Omar
Hashem, Bab 1. Kondisi Geografis - Kafilah Nabi Ibrahim, Hal.9.
^ Kitab Qishashul Anbiya
karya Ibnu Katsir
^ Kitab as-Silsilatu
adh-Dhaifah.
^ Imam Ahmad berkata, Afwan
telah menceritakan kepada kami, Jarir telah menceritakan kepada kami, Sumamah,
pelayan Abu Fakah bin al-Mughirah telah menceritakan kepadaku, ia berkata:
"Saya pernah menemui Aisyah. Saya melihat ada sebuah tombak yang
bersandar di dalam rumahnya, maka aku bertanya: "Wahai Ummul Mukminin, Apa
yang engkau perbuat dengan tombak ini?" Aisyah menjawab: "Tombak ini
untuk membunuh tokek-tokek, sebab terdapat hadist yang disampaikan kepada kami:
"Ketika Ibrahim dilemparkan kedalam api, maka semua hewan di muka bumi ini
berusaha memadamkan api tersebut, kecuali tokek yang berusaha meniupnya. Maka
rasul memerintahkan kepada kami untuk membunuhnya." Hadits riwayat Ibnu
Majah dari Abu Bakar bin Abi Syaibah dari Yunus dari Muhammad dari Jarir bin
Hazim.
^ Suatu hari ketika Ibrahim
telah dekat dengan rumahnya, ia mendapati gundukan pasir dan memenuhi kedua
kantungnya dengan pasir tersebut seraya berkata: “Bila aku telah sampai kepada
keluargaku, maka aku akan menghiburkan mereka (dengan pasir ini).” Ketika
sampai di rumah dan bertemu dengan keluarganya, Ibrahim kemudian meletakan
barang bawaan, lalu berbaring dan tidur. Selanjutnya istrinya, Sarah berdiri
dan melihat kedua kantung yang dibawa suaminya, ternyata keduanya berisi bahan
makanan. maka ia segera memasaknya dan menyajikannya sebagai makanan. Kisah ini
ditulis pada kitab "Qashash al-Anbiyaa" (Kisah Para Nabi dan Rasul),
Kisah Nabi Ibrahim Al-Khalil, Perdebatan Ibrahim al-Khalil dengan Orang yang
berusaha Merampas Izari al-Adhamah (Pakaian Keagungan) dan Rida’ al-Kibriya’
(Selendang Kesombongan) dari al-Adhim al-Jalil, hal. 204-205. Karya Ibnu
Katsir, tahqiq hadits Syekh Al-Albani.
^ Ginzberg, Louis, ed.
(1909). The Legends of the Jews (Translated by Henrietta
Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.
^ Surah Al-A'raf :
54, Ibrahim : 33, An-Nahl : 12, Luqman : 20, Fatir : 13,
Al-Jatsiyah : 13
^ Surah Al-Ankabut:
8
^ Surah Al-Baqarah:
30
^ Surah Asy-Syu'ara:
78
^ Surah Al-Anbiya' :
51-58
^ Surah
Al-Mujadilah : 22, An-Nisa : 135
^ Surah At-Tahrim:
9, Al-Maidah: 54
^ Surah Al-Anbiya' :
59-60
^ Surah Al-Anbiya' :
62-67
^ Surah Al-A'raf: 179
^ Surah As-Saffat :
97-98, Al-Ankabut : 24, Al-Anbiya' : 68
^ Surah Al-Imran:
173-174
^ Surah Al-Anbiya: 69
^ Surah Asy-Syura: 8,
Yunus: 19
^ Surah
Al-'Ankabut : 70, Al-Baqarah: 213, Al-Imran: 19, Al-Jatsiyah: 17,
Al-Baqarah: 90, Al-Baqarah: 109
^ Surah Asy-Syura:
21
^ Surah An-Nisa : 27,
Al-Maidah : 49, Al-Furqan : 43, An-Najm : 23
^ Surah Al-Baqarah: 131
^ Al-Baqarah: 213, Hud:
118-119, Muhammad: 14, Fussilat: 33
^ Surah Al-Baqarah: 130
^ Surah Az-Zukhruf: 26-28,
Ali-Imran : 68
^ Surah
Al-Mujadilah : 22, Al-'Ankabut : 25, Az-Zukhruf : 26-30,
Al-Mumtahanah : 3-6
^ Surah Al-Baqarah :
260
^ Surah Al-Ankabut:
26
^ Surah Maryam :
42-48
^ Surah
Al-Mumtahanah : 3-4, At-Taubah : 114
^ Surah Al-Anbiya' :
71
^ Surah Az-Zukhruf :
27, Al-Mumtahanah : 4-6
^ Surah Al-Ankabut: 69,
At-Taubah: 20, Ali-Imran: 195, An-Nahl: 110
^ Surah Al-Anbiya :
105, Al-Anbiya: 71, Al-Hajj: 58, An-Nahl: 41, Asy-Syuara : 85
^ Surah
Dukhan : 32-33, Al-Maidah : 12
^ Surah An-Nahl: 30,
Al-Qasas: 77, As-Saffat: 108-111
^ Surah Al-Qasas:
77, An-Nahl: 30
^ Surah
Al-Imran : 33-34, An-Nisa : 54, Al-Ankabut 27
^ Surah An-Nahl:
120-123, Al-A'raf: 169, Al-Ankabut: 27
^ Surah As-Saffat :
100
^ Sefer Yūḇāl 15:9-14
^ Surah Hud :
69-70, Al-Hijr : 51-54, Az-Zariyat : 24-28
^ Surah Al-Hijr :
55-56
^ Surah Hud :
71-73, Az-Zariyat : 29-30
^ Surah Hud : 74-76
^ Surah
As-Saffat : 132-136, Al-A'raf : 80-84, An-Naml : 54-58,
Hud : 77-83, Al-Hijr : 57-77
^ Surah
Al-Ankabut : 28-35, Al-Qamar : 33-40, Asy-Syu'ara: 160-175,
Al-Anbiya': 74-75
^ Surah Hud: 81,
Al-Ankabut : 31-32, Al-Hijr : 58-60, Al-A'raf : 80-83,
An-Naml : 54-58, As-Saffat : 132-135, At-Tahrim: 10
^ Surah
As-Saffat : 102-105
^ Surah
Al-At-Taubah: 24
^ Sefer Hayashar (Samuel,
Moses; Book of Jasher Referred to in Joshua and Second Samuel 1840)
^ Surah As-Saffat :
112
^ Surah Shaad :
45-47, Al-An'am : 84, Maryam : 49-50, Al-Anbiya' : 72-73,
Al-'Ankabut : 27
^ Surah
Ibrahim : 39
^ Surah
Al-Baqarah : 132
^ Surah Asy-Syuara :
83-89
^ Surah Al-Baqarah :
124
^ Surah Al-Baqarah :
135, Al-'Imran : 95, An-Nahl : 123, Maryam : 36-56
^ Surah
Al-'Imran : 95-97
^ Surah An-Najm:
36-56
Pranala luar
(Indonesia) Dzikir: Kisah Nabi Ibrahim
No comments:
Post a Comment