Prestasi bukan hanya menguasai hitung-hitungan, sebaliknya
anak yang pandai menari pun layak disebut berprestasi.
"Benih
semua prestasi adalah kemauan, bukan harapan atau impian." (Napoleon
Hill).
Apa yang
dikatakan Napoleon Hill itu setidaknya sangat tercermin pada Siti Fatimah, anak
nelayan asal Sampang, Madura. Tapi, prestasinya di sekolah sangat luar biasa.
Apa yang
diraih Siti adalah berkat kerja keras ibunya untuk membiayai sekolahnya. Pada
2011, Siti berkesempatan ikut Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang astronomi
dan berhasil merebut medali emas dan berhak mewakili Indonesia ke ajang
olimpiade astronomi internasional.
Setahun
kemudian, Siti Fatimah kembali meraih medali perak dalam ajang Olympiad on
Astronomy and Astrophysics 2012. Prestasinya sangat membanggakan.
Prestasi
mendunia
Prestasi
Siti hanya sebagian dari prestasi para pelajar Indonesia di bidang sains, seni,
dan olahraga. Mengapa seni dan olahraga dimasukkan?
Menurut
Suharlan, penulis buku ,keunggulan
para pelajar itu tidak semata diukur dari otak kiri, tapi juga otak kanan.
Prestasi bukan hanya menguasai hitung-hitungan, sebaliknya anak yang pandai
menari pun layak disebut berprestasi.
Prestasi
mendunia pelajar Indonesia itu berawal pada 1990-an, yaitu saat Indonesia yang
"tidak dianggap apa-apa" oleh negara lain diumumkan menjadi pemenang.
Saat itu, barulah negara lain "melek", tak lagi menganggap enteng
Indonesia.
Deretan
prestasi internasional dan ratusan medali emas, perak, perunggu, menjadi bukti
nyata bahwa Indonesia memiliki pelajar-pelajar yang layak dipuji. Bahkan,
hingga kini sudah menjadi tradisi bahwa Indonesia memperoleh medali dan
prestasi sains internasional.
Berikut
beberapa deretan prestasi pelajar Indonesia:
1.
Mengikuti International Physics Olympiad (IPho). Hasilnya lebih dari seratus
medali (emas, perak, perunggu) diraih Tim Olimpiade Fisika Indonesia
(TOFI) sejak pertama kali mengikuti IPho ke-24 tahun 1993 di Amerika.
2.
Mengikuti International Biology Olympiad (IBO) sejak 2000 di Antalya, Turki.
Hingga kini selalu meraih prestasi. Pada 2007 Indonesia meraih medali emas pada
kompetisi Biologi Internasional yang dipersembahkan Stephanie Senna.
3.
Mengikuti International Chemistry Olympiad (IChO). Hasilnya pada IChO ke-40
tahun 2008 Tim Olimpiade Kimia Indonesia berhasil merebut medali emas pertama
di ajang akademik bergengsi tingkat dunia itu. Emas pertama Tim Indonesia
diraih oleh Kelvin Anggara. Selain emas tersebut, Indonesia juga mendapatkan 1
medali perak dan 1 perunggu.
4.
Mengikuti International Mathematics Olympiad (IMO), hasilnya sejak pertama kali
berpartisipasi pada tahun 1988, kehadiran Tim Olimpiade Matematika Indonesia
selalu diperhitungkan negara lain. Raihan medali perak dan perunggu merupakan
hal biasa. Hingga akhirnya medali emas pertama pun dipersembahkan pada IMO
ke-54 tahun 2013 di Santa Maria, Kolombia. Medali emas penanda kebangkitan
Indonesia ini diraih oleh Stephen Sanjaya.
5.
Mengikuti International Olympiad in Informatics (IOI), hasilnya sejak pertama
ikut pada IOI 1995 di Belanda, Indonesia berhasil merebut medali perak.
Sedangkan emas pertama yang dipersembahkan TOKI bagi Indonesia pada tahun 1997
saat gelaran IOI di Cape Town, Afrika Selatan. Emas kembali diraih TOKI pada
IOI tahun 2008 di Kairo, Mesir.
6.
Mengikuti International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA), hasilnya
tahun 2013 boleh jadi merupakan momen membanggakan: Tim Indonesia masuk dalam
posisi 3 dunia. Pada IOAA ke-7 tersebut tim Indonesia meraih 1 medali emas, 1
perak, 1 perunggu, dan dua honorable
mention.
7.
Mengikuti International Earth Science Olympiad (IESO), hasilnya pada IESO
pertama di Korea Selatan, Indonesia meraih empat medali perunggu. Prestasi
medali dilanjutkan dengan meraih 1 perak dan 2 perunggu pada IESO ke-3 di
Taiwan.
Pada IESO
2010 ke-4 di Yogyakarta, Tim Kebumian Indonesia meraih 1 emas dan 3 perak.
Pundi-pundi medali terus bertambah pada IESO di Argentina pada tahun 2012
dengan 3 medali perak dan 1 perunggu. Selain itu, Indonesia juga menyabet
penghargaan Best Performance in Atmosphere dan Best Poster Presentation.
International Geography Olympiad (IGEO), hasilnya pada IGEO ke-10 di Kyoto,
Jepang, tahun 2013 Indonesia meraih 1 medali perak dan 2 medali perunggu.
8. Kiprah
Indonesia di Festival Seni Internasional, banyak festival seni dan budaya
internasional diikuti pelajar Indonesia, di antaranya yang rutin diikuti adalah
Internasional Foundation For Arts and Culture (IFAC). Contoh yang dilakukan
oleh Angger Putri Tanjung pada Internasional Foundation For Arts and Culture
ke-15 di Tokyo, Jepang, tahun 2014.
9.Unjuk
Prestasi di Pentas Olahraga Internasional, hasilnya Tim Bridge Pelajar
Indonesia berhasil masuk ke peringkat empat di kejuaraan ASEAN. Juga Tim Karate
Pelajar SMA Indonesia juga meraih 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Masih dari
cabang karate, berturut-turut para pelajar Indonesia kembali menorehkan
prestasi internasional, yaitu meraih 1 perak dan 1 perunggu (di Kinabalu,
Malaysia; 2008); 1 emas dan 2 perak (di Kopenhagen, Denmark; 2009); serta 2
perunggu (di Napoli, Italia).
Prestasi
demi prestasi yang dicapai pelajar Indonesia skala nasional maupun
internasional itu merupakan proses sangat panjang. Pemerintah ikut berperan
aktif mencari bakat-bakat terbaik melalui berbagai macam program pembinaan,
seleksi, dan
kompetisi.
Pemerintah
telah menyediakan banyak sekali wadah bagi siswa untuk mengekspresikan diri
sesuai bakat dan minat masing-masing baik akademik maupun nonakademik. Ada OSN
untuk bidang sains, O2SN untuk olahraga, FLS2N di bidang seni, OPSI untuk
penelitian, NSDC dan LDBI untuk kemampuan debat. Juga ada kepramukaan, LDK,
pertukaran pelajar, dan masih banyak lagi. Prestasi generasi muda yang telah
mengharumkan nama bangsa ini ikut memberikan optimisme dan kebanggaan sebagai
bangsa.
Sumber informasi :
www.kompas.com
No comments:
Post a Comment