Jangan Pernah Tenggelamkan Tantangan Karena
Dia Bagian Dari Seni Dalam Berkreasi By S.W
Indonesia Tidak Akan
Pernah Kehabisan Kisah-Kisah Heroik Para Pemuda Dan Pemudinya Yang Selalu
Memberikan Virus-Virus Positif Dalam Memberdayakan Masyarakat Kurang Mampu Di
Sekitarnya. Ditengah Dinamisnya Perubahan Norma Masyarakat Dari Sebelumnya
Gotong Royong Menjadi Individualistik Dan Hedonisme Kebanyakan Para Pemuda Pada
Umumnya, Masih Saja Ada Secercah Kepedulian Generasi Muda Untuk Selalu Berbagi
Dan Berjuang Bersama Dari Masalah Sosial, Seperti Kemiskinan Dan Kebodohan.
Setidaknya Kisah Inspiratif Inilah Yang Dilakoni Muhammad Aripin
(29), Pemudah Yang Lahir Dari Anak Jalanan Ini Sukses Memberdayakan Kaum
Sesamanya Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan Untuk Mandiri Dan Mengubah Stigma
Negatif Tentang Anak Jalanan Melalui Hasil Karya Kreatif Yang Bisa Ditonjolkan
Hingga Memiliki Nilai Jual Yang Menjanjikan. Disaat Anak Anak Muda Lain Lebih
Memilih Menghabiskan Waktu Libur Untuk Bersenang-Senang, Muhamad Aripin Malah
Bergulat Dengan Anak Jalanan. Dirinya Menaruh Perhatian Besar Masa Depan Anak Anak
Putus Sekolah, Korban Perceraian Orang Tua Dan Korban Narkoba.
Baginya,
Membina Ana Anak Putus Sekolah Dan Termasukjalanan Adalah Ladang Amal
Dan
Memuaskan Batin.Lahir Dari Keluarga Yang Tidak Berada,
Dimana
Bapaknya Seorang Tukang Becak Dan Pemulung Sampah Botol-Botol Plastik, Memaksa Muhammad
Aripin Untuk Bisa Mandiri Menghidupkan Dirinya Sendiri Tanpa Harus Membuat
Beban Orangtuanya Semakin Berat. Berkat Kesehajaannya Dan Keuletannya Membantu
Orang Tua Mengumpulkan Sampah Dan Botol Plastik Yang Kemudian Dipilah, Lalu Di
Jual Untuk Mencukupi Kebutuhan Sehari-Hari, Akhirnya Dirinya Berhasil
Menyelesaikan Studi D3 Politeknik Banjarmasin Dan S-1 Universitas Muhammadiyah
Malang.
Jauh Sebelum Mendirikan Yayasan Rumah Kreatif Dan Pintar Pada
2014 Lalu, Pria Kelahiran Banjarmasin 27 Februari 1987 Ini Juga Mengajar Teknik
Mesin. Padatnya Rutinitasnya Sebagai Pengajar Teknik Mesin Memaksa Dirinya
Selalu Pulang Rumah Malam Hari Dan Paling Cepat Setelah Isya. Melihathal Itu,
Ibunya Sempat Bertanya, “Berapa Pendapatanmu Sampai Pulang Malam?” Kata Aripin Menirukan
Pertanyaan Ibunya. Setelah Mendapat Jawaban, Ibunya Menyarankan Supaya Membuka
Usaha Sendiri Sehingga Dapat Membuka Lapangan Pekerjaan Dan Menghidupi Orang
Lain.
Aripin Mendengarkan Permintaan Ibunya. Dia Membuka Lembaran Baru
Hidupnya Sebagai Seorang Wirausaha Dengan Modal Awal Usaha Rp 10 Juta Dari Uang
Tabungannya. “Sejak Itu, Saya Total Bekerja Di Yayasan Dan Menjadi Seorang
Social Entrepreneur,” Katanya Menggambarkan Dirinya Dan Usaha Yang Digelutinya.
Dari Sebuah Ruangan Kecil Di Salah Satu Bagian Rumahnya, Aripin Membuka Usaha
Yang Dibaginya Ke Dalam Empat Bidang.
Pertama,
Bidang Teknik. Pada Bidang Ini, Dia Mengerjakan Pembuatan Garasi, Teralis,
Tangga, Dan Kanopi. Bidang Kedua Adalah Kerajinan. Rupa-Rupa Kerajinan Berbahan
Dasar Bekas Dia Kerjakan. Dia “Menyulap” Barang-Barang Bekas Yang
Dikumpulkannya Dari Sejumlah Tempat, Seperti Velg Sepeda, Drum Dan Ban Mobil
Bekas Menjadi Sofa, Lemari Dan Lain-Lain. Sendok Plastik Pun Dia Jadikan Lampu
Hias. Begitu Pula Kawat Bekas, Dia Jadikan Bunga Bonsai. Hal Yang Sama Dia
Lakukan Pada Koran Bekas. Dari Bahan Tersebut, Dia Membuat Tas Belanja. “Di
Banjarmasin Tidak Boleh Pakai Kantong Plastik Untuk Berbelanja,” Ucapnya.
Untuk Memasarkan Produk-Produk Kerajinan Usaha, Aripin Menuturkan,
Dia Bekerja Sama Dengan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Banjarmasin. Produk-Produk
Kerajinan Usaha Juga Dia Pasarkan Secara Online. “Selain Di Indonesia,
Produk-Produk Kerajinan Usaha Yang Kami Hasilkan, Kami Pasarkan Ke Jepang, Korea,
Nepal, Singapura, Dan Malaysia,” Katanya Dengan Nada Bangga.
Bidang Usaha Ketiga Adalah Kesenian. Di Sini, Dia Membuat Alat
Musik Daerah Serta Menyewakannya Pada Saat Acara Resepsi Pernikahan. Pada Saat
Resepsi Berlangsung,Aripin Memainkan Musik Daerah Yang Dikolaborasikan Dengan
Teater Dan Tari Daerah. Sedangkan Bidang Keempat Adalah Bidang Tata Rias. Pada Bidang
Usaha Ini, Dia Membuka Jasa Rias Pengantin Dan Menyewakan Kostum Adat Daerah.
Tiap Bidang Usaha Tersebut, Kata Aripin, Memiliki Unit Produksi
Masing-Masing. Tiga Puluh Persen Keuntungan Yang Diperoleh Digunakan Untuk
Biaya Pendidikan, Sedangkan 70 Persennya Digunakan Untuk Biaya Operasional
Sehari-Hari, Termasuk Makan. “Dalam Sehari, Kami Bisa Memperoleh Omzet Rp 200
Ribu Atau Dalam Sebulan Sekitar Rp 6 Juta,” Ujarnya.
Aripin Tidak Bekerja Seorang Diri. Selain Dibantu Dua Temannya,
Dia Merangkul Anak-Anak Putus Sekolah, Korban Perceraian Orang Tua, Dan Korban
Narkoba, Mulai Jenjang Usia SD Hingga SMA. “Saya Merangkul Mereka Atas Dasar
Kebesaran Hati Dan Ingin Bekerja Dengan Ikhlas Membantu Kehidupan Mereka,”
Ujarnya. Dan Membangun Harapan Yang Sangat Besar
Dirinya
Menyadari Betul, Dengan Merangkul Anak-Anak Putus Sekolah Dalam Wirausahanya
Akan Memberikan Sebuah Harapan Besar Bagi Mereka Untuk Bisa Melanjutkan
Pendidikannya, Begitu Juga Ketika Melibatkan Anak-Anak Jalanan Akan Memperkecil
Potensi Mereka Menjadi Korban Kekerasan Dan Juga Korban Penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif. (Napza). Pasalnya, Lingkungan Yang
Kondusif Dengan Memberikan Bekal Pendidikan Informal Maupun Formal Akan Mampu
Mengindari Mereka Anak Jalanan Dari Korban Kejahatan Dan Juga Pelaku Kejahatan.
Hal Inipun Diakui Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa,
Ribuan Anak Jalanan Yang Belum Tersentuh Pendidikanrawan Menjadi Korban
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif. "Ketika Berada Di
Jalanan, Anak-Anak Rawan Menjadi Korban Penyalahgunaan Napza, Bahkan Banyak
Yang Kemudian Kecanduan Menghirup Lem," Ujar Khofifah.
Khofifah Menyebut Fenomena
Menghirup Lem Semakin Mengkhawatirkan Di Beberapa Daerah. Timika, Papua,
Contohnya. Berdasarkan Data Dari Sekda Timika, Diperkirakan Ada 4.000 Anak
Jalanan Yang Kecanduan Menghirup Lem. Selain Papua, Kecanduan Menghirup Lem
Juga Dialami Anak Jalanan Di Banjarmasin Dan Makassar.Melihat Salah Satu Bentuk
Kecanduan Ini, Khofifah Menegaskan Jika Anak Jalanan Perlu Dikembalikan Ke
Lingkungan Yang Lebih Kondusif Agar Bisa Sembuh. Hal Senada Juga Disampaikan Kepala
Divisi Humas Mabes Polri,Irjen Boy Rafli Amar.
Dirinya Menuturkan, Anak Jalanan Sering Kali Menjadi Korban
Tindak Kekerasan Ataupun Kejahatan. Tetapi, Tidak Menutup Kemungkinan Mereka
Yang Menjadi Pelaku Kejahatan Itu Sendiri.Menurut Boy, Kurangnya Pengawasan
Serta Minimnya Pendidikan Menjadi Latar Belakang Munculnya Dampak Tersebut. Oleh
Karena Itu, Kata Dia, Anak Jalanan Ini Perlu Mendapat Sentuhan Agar Mampu
Mengenyam Dunia Pendidikan."Karena Kita Khawatir Perkembangan Anak-Anak
Yang Tidak Tersentuh Pendidikan, Baik Pendidikan Informal Maupun Formal, Dia
Bisa Berpotensi Menjadi Korban Kejahatan Atau Juga Pelaku
Kejahatan,"Tandasnya.
Boy Menambahkan,Yang Dibutuhkan
Para Anak Jalanan Ini Bukan Saja Sentuhan Pendidikan, Melainkan Juga
Sentuhan-Sentuhan Lain Agar Menjadikan Mereka Tidak Terombang-Ambing.Dirinyamenyebutkan,Perlunya
Sinergi Semua Elemen Untuk Menyelamatkan Anak Jalanan Dari Pengaruh Negatif.Oleh
Karena Itu, Hadirnya Yayasan Rumah Kreatif Menjadi Wadah Bagi Anak-Anak Putus
Sekolah Dan Anak Jalanan Untuk Menciptakan Kreatifitas Dan Kemandirian Serta
Mengikis Habis Pengaruh Negatif.
Kemudian Aripin Mengungkapkan, Nama Yayasan Rumah Kreatif Dan Pintar
Yang Didirikan Bukan Tanpa Dasar. “Saya Ingin Anak-Anak Di Yayasan Ini Memiliki
Kreativitas Dan Pintar, Sehingga Mereka Mampu Meraih Masa Depan Yang Lebih
Baik,” Katanya. Saat Ini, Total Ada 85 Anak-Anak Yang Diberdayakan Di Yayasan
Rumah Kreatif Dan Pintar Yang Telah Berbadan Hukum Sejak 2016. Aripin Mengatakan
Uang Untuk Membayar Notaris Supaya Yayasannya Mendapatkan Legalitas Secara
Hukum Dikumpulkan Sedikit Demisedikit Dari Tabungannya. “Alhamdulillah, Sejak
Awal Januari 2016, Yayasan Rumah Kreatif Dan Pintar Sudah Berbadan Hukum,”
Katanya Dengan Penuh Syukur.
Kini, Dari 85 Anak Binaannya, 21 Anak Telah Membuka Usaha
Sendiri Dan Empat Di Antaranya Melanjutkan Kuliah. “Saya Teringat Wasiat Ibu
Saat Mendirikan Yayasan. Kini Saatnya Saya Membalas Semua Kebaikan Yang Telah
Ibu Berikan Kepada Saya Dengan Berbuat Baik Kepada Orang Lain,” Ujarnya
Mengenang Sang Ibu Yang Telah Berpulang Pada Idul Adha 2015.
Berkat Kegigihannya Membina Anak Jalanan Untuk Menghasilkan
Kreasi Yang Memiliki Nilai Jual, Membawa Produk Buah Tangan Dari Anak-Anak Yayasan
Rumah Kreatif Mendapatkan Apresiasi Besar Dari Pemerintah Daerah Dan Juga
Pemerintah Pusat. Bahkan Produk-Produk Yang Dihasilkannya Pun Ikut Tampil Di
Pameran Industri Dan Kerajinan Inacraft Di Jakarta 20-25 April 2016, Kemarin. Semua
Produk Yang Ditampilkan Pada Inacraft Berasal Dari Limbah Yang Didaur Ulang
Yaitu Miniatur Rumah, Lampu, Bahan Kawat Berbentuk Bonsai, Tabungan Dari Kaleng
Rokok, Dan Bahan Plastik.
Arifin Menjelaskan, Selain
Mengikuti Incraft, Perwakilan Arifin Rumah Kreatif Jugabertemu Dengan Komnas
HAM Dan Presiden RI Joko Widodo.Pertemuan Dengan Komnas HAM Dimaksudkan Untuk
Meminta Masukan Atau Wawasan Terkait Pemberdayaan Anak Jalanan Agar Mereka
Tidak Melanggar Hukum.Terobosan Yang Dilakukan Aripin Ini Mendapatkan Respon Positif
Dan Dukungan Dari Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.Walikota Mendorong Yayasan
Rumah Kreatif Untuk Selalu Berkaya Dan Melahirkan Sejuta Kreatifitas Dan
Melahirkan Kemandirian Bagi Anak Anak Jalanan.
Tunjukan
Anak Banua Mampu Berkarya Dan Berkualitas Di Tingkat Nasional .Tuturnya.
Berkah Perjuangan Dan Kegigihannya Membangun Kemandirian
Anak-Anak Putus Sekolah, Anak Anak Jalanan Dan Termasuk Anak-Anak Disabilitas, Aripin
Mendapatkan Apresiasi Pula Dari PT Astra Internasional Tbk. Lantaran Apa Yang
Dilakukan Aripin Untuk Memberikan Manfaat Bagi Lingkungan Sekitarnya Sejalan
Dengan Ruh Astra Untuk Selalu Memberikan Manfaat Bagi Yang Lainnya, Dimanapun Astra
Berada,”Bagi Astra, Kegiatan Bisnis Tidak Terlepas Dari Lingkungan Dan
Masyarakat Sekitar.
Kami
Meyakini Bahwa Perusahaan Tidak Hanya Harus Menguntungkan Tetapi Juga Harus
Berkelanjutan, Kata Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk Prijonosugiarto.
Itulah Sebabnya, Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)
Merupakan Bagian Dari Langkah Nyata Grup Astra Untuk Berperan Aktif Memberikan
Kontribusi Meningkatkan Kualitas Masyarakat Indonesia Melalui Karsa, Cipta Dan
Karya Terpadu Untuk Memberikan Nilai Tambah Bagi Kemajuan Bangsa Indonesia.Prijono
Berharap, Setiap Anak Perusahaan Di Grup Astra Bertanggung Jawab Kepada
Masyarakat Dan Lingkungan Sekitar, Sehingga Dapat Meminimalkan Segala Risiko
Dan Efek Negatif Terhadap Keberlanjutan Operasional Dan Bisnis
Perusahaan.(Bani)
Sumber informasi : www.neraca.co.id
No comments:
Post a Comment